1 Juta Warga Prancis Demonstrasi Usai Macron Naikkan Usia Pensiun

1 Juta Warga Prancis Demonstrasi Usai Macron Naikkan Usia Pensiun
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Lebih dari satu juta orang berdemonstrasi di seluruh Prancis pada Kamis (23/3/2023). Mereka menentang rencana Presiden Emmanuel Macron menaikkan usia pensiun dari 62 ke 64. 

Kekerasan meletus di beberapa tempat di tengah gelombang unjuk rasa. Jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Prancis menolak rencana peningkatan usia pensiun.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan demonstrasi di Paris diikuti sekitar 119.000 orang. Secara nasional, lebih dari satu juta orang mengikuti demonstrasi yang diadakan di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri.

Serikat pekerja berencana melanjutkan aksi mogok dan protes skala nasional pekan depan. Mereka ingin mengganggu rencana kunjungan Raja Charles III ke Prancis.

Pada Kamis (23/3/2023) malam, pintu gerbang Balai Kota Bordeaux dibakar dan dirusak pengunjuk rasa. Raja Charles III dijadwalkan menyambangi Bordeaux di tengah kunjungannya di Prancis.

“Tidak ada masalah keamanan. Raja Inggris akan disambut dengan baik,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin, dilansir dari NPR pada Sabtu (25/3/2023).

"Ada oknum, biasanya ekstrim kiri, yang ingin menjatuhkan pemerintahan dan memberangus aparat yang berujung perebutan lembaga-lembaga negara," kata menteri tersebut.

Sementara itu, aksi mogok besar-besaran mengacaukan sektor transportasi di Prancis. Demonstran memblokade stasiun kereta api, bandara, kilang minyak dan pelabuhan.

Di Paris, bentrok terjadi antara polisi dan kelompok bertopeng berpakaian hitam. Bentrok tersebut mengalihkan perhatian dari aksi damai yang dilakukan mayoritas pengunjuk rasa.

Polisi dilempari bom Molotov dan petasan. Sebagai balasan, polisi membubarkan perusuh menggunakan gas air mata. 

Gas air mata menutupi sebagian Place de l'Opera, tempat para demonstran berkumpul di akhir unjuk rasa. Pihak berwenang mengatakan kelompok radikal yang ikut serta dalam unjuk rasa di Paris berjumlah sekitar 1.500 orang.

Kekerasan juga terjadi di Nantes, Rennes, Lorient  dan Lyon. Oknum pengunjuk rasa merusak gedung-gedung pemerintahan di kota-kota tersebut.

Dalam sebuah wawancara pada awal pekan ini, Macron menolak untuk membatalkan rencananya. Dia beralasan reformasi usia pensiun dibutuhkan untuk menjaga ekonomi Prancis.

Kubu oposisi mengusulkan solusi lain, termasuk pajak yang lebih tinggi pada orang kaya atau perusahaan. Namun, Macron mengeklaim pajak yang tinggi akan merugikan perekonomian.