Ada Faktanya, GP Ansor Sayangkan BNPT Minta Maaf soal Pasantren Terafiliasi Teroris

Ada Faktanya, GP Ansor Sayangkan BNPT Minta Maaf soal Pasantren Terafiliasi Teroris
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menyayangkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar yang meminta maaf usai membeberkan 198 pondok pesantren diduga terafiliasi dengan jaringan terorisme.

Ketua Bagian Kajian Strategis PP GP Ansor, Nuruzzaman mengatakan perminta maaf tersebut tak perlu dilakukan jika data yang disampaikan tidak salah.

"BPNT sayangnya menurut saya BNPT minta maaf, sayang menurut saya, kenapa, karena harusnya disampaikan apa adanya wong fakta kok, bahwa ada lembaga pendidikan atau lembaga keagamaan yang mengaku sebagian pesantren," ujar Nuruzzaman dalam sebuah diskusi yang digelar di Jakarta, Minggu (6/2/2022).

Menurutnya, BNPT tidak salah jika dapat menyampaikan data tersebut. Pasalnya, kata dia, bukan hanya lembaga pendidikan keagamaan yang ditunggangi oleh kelompok teroris.

"Wong faktanya bukan hanya lembaga pendidikan keagamaan, ada lembaga amil zakat baru saja ditangkap Densus itu juga ada, menggunakan agama untuk kepentingan ya lama-lama mungkin politik juga," sebutnya.

Nuruzzaman menambahkan, pihaknya mempercayai data yang dipaparkan oleh BNPT tersebut benar. Bahkan, kata dia, jika dilakukan pelacakan lebih lanjut seharusnya jumlah pesantren yang terafiliasi dengan kelompok teroris bisa menjadi ribuan.

Baca juga: Kemenag Verifikasi BNPT soal 198 Pesantren Terafiliasi Terorisme

"Ada, mungkin bahkan ribuan, tinggal pilih aja kita lakukan pemetaan atau kita lakukan trace ke masing-masing lembaga pendidikan keagamaan," katanya.

Menurutnya, permasalahan terkait radikalisme itu harus diterima dan diakui secara jujur bersama agar dapat diselesaikan.

Masyarakat pun tak bisa mengabaikan keberadaan kelompok-kelompok intoleran di Indonesia. Semua elemen harus ikut serta dalam menangkal penyebaran baham radikal. Dengan begitu, penanganannya dapat dilakukan secara menyeluruh.

"Kita bicarakan, kalau mau kita ubah kita bersama-sama duduk bersama apa yang kita lakukan agar kondisi bangsa ini atau lembaga-lembaga pendidikan agar tidak memproduksi orang-orang yang berpikiran intoleran," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala BNPT Boy Rafli Amar menyampaikan 198 pondok pesantren diduga terafiliasi dengan jaringan teroris ISIS hingga JAD. Data tersebut ia sampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR beberapa waktu lalu

Pernyataan itu menimbulkan polemik. Ia pun meminta maaf di depan jajaran petinggi MUI di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Kamis (3/2). Dalam permintaan maafnya, Boy menyatakan data tersebut tak bermaksud untuk menggeneralisasi seluruh pondok pesantren.  ***