Anies-AHY di Pilpres 2024 Bisa Jadi Duet Ideal untuk Sipil-Militer

Anies-AHY di Pilpres 2024 Bisa Jadi Duet Ideal untuk Sipil-Militer
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Duet Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2024 dinilai pengamat politik bisa mengulang kemenangan seperti Pilpres 2004 antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Jusuf Kalla (JK).

Pengamat politik Universitas Paramadina Jakarta Ahmad Khoirul Umam mengatakan, duet keduanya dapat menjadi antitesis dari kekuasaan saat ini.

"Anies-AHY bisa mengklaim koalisinya sebagai “Duet Perubahan”," kata Umam dalam keterangannya, dikutip Minggu (6/2/22). 

Menurut Umam, jika duet dua tokoh politik tersebut digarap dengan baik. Bukan tidak mungkin akan mengulang kemenangan seperti Pilpres 2004 antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Jusuf Kalla (JK).

Apalagi, lanjut Dosen Universitas Paramadina itu, JK merupakan mentor politik Anies Baswedan. Begitu juga dengan AHY, mentor politiknya ayahnya sendiri yaitu SBY.

Menurut dia, bekal keduanya ialah elektabilitas yang memadai dengan posisi satu hingga enam besar. 

"Peringkatan elektabilitas itu tercermin di hampir seluruh hasil survei lintas lembaga yang muncul belakangan ini. Keduanya konsisten berada di radar dan bukan kategori tokoh dengan elektabilitas 1 koma," kata Umam. 

Jika keduanya berkoalisi, maka Partai Demokrat akan menjadi sponsor utama yang membentuk 20 persen presidential threshold.

Itu akan menjadi awal yang baik, kata dia, sebab, tokoh partai yang memiliki elektabilitas dan mesin politik memadai hanya dua, yakni Prabowo dari Gerindra dan AHY.

"Kecuali PDIP yang bisa mengusung pasangan Capres-Cawapres sendiri," ujarnya. 

Partai Demokrat sebagai sponsor juga akan menarik partai politik lain dari garis ideologi nasional dan politik Islam untuk merapat demi mendapatkan efek ekor jas atau coat tail effect.

Anies yang tidak mendeklarasikan diri masuk ke partai politik juga dinilai bisa menjadi pemersatu bagi partai-partai pengusungnya.

"Efek ekor jas itu terbentuk jika partai politik pengusung nama Capres-Cawapres memiliki chemistry dan paradigma yang sama, sehingga tidak ada kegamangan yang menjadi sumber slit ticket voting," kata dia. ***