Banyak Negara Minta Warganya Tinggalkan Ukraina, Bagaimana dengan Indonesia?

Banyak Negara Minta Warganya Tinggalkan Ukraina, Bagaimana dengan Indonesia?
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Situasi di Ukraina memanas akibat ancaman invasi Rusia. Banyak negara meminta warganya untuk segera meninggalkan Ukraina demi keamanan, lantas bagimana dengan WNI di sana?

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan KBRI Kiev terus berkoodinasi dengan para WNI, termasuk rencana kontijensi yang dipersiapkan sesuai perkembangan situasi.

"Sudah dilangsungkan dialog antara KBRI dengan WNI dan juga sudah ada rencana kontijensi yang akan diberlakukan dengan merujuk perkembangan di lapangan," ujar jubir Kemlu Teuku Faizasyah, Minggu (13/2/2022).

Faizasyah memastikan KBRI Kiev dan perwakilan RI terdekat dengan Ukraina terus melaporkan kondisi kepada pemerintah Indonesia.

"KBRI terus berkomunikasi dengan Jakarta untuk menginformasikan perkembangan di sana," jelasnya.

Untuk lebih jelas mengenai rencana kontijensi yang akan diambil demi keselamatan WNI, kumparan sudah mencoba menghubungi Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu RI, Judha Nugraha, namun belum mendapat respons.

Diperkirakan ada 145 WNI di Ukraina, mayoritas tinggal di ibu kota Ukraina, Kiev. Para WNI pun terus diminta meningkatkan kewaspadaan dan memantau perkembangan situasi di tempat tinggalnya masing-masing.

Ancaman Invasi Rusia ke Ukraina

Situasi di Ukraina mengalami gejolak setelah Rusia menempatkan 100.000 prajurit militernya di perbatasan. Pengerahan militer ini mendapat peringatan keras dari Amerika Serikat (AS) dan Barat. Rusia dianggap akan menginvasi dan menyerang Ukraina.

Menurut AS, serangan Rusia ke Ukraina bisa terjadi kapan saja, bahkan bisa jadi saat berlangsungnya Olimpiade Musim Dingin di Beijing. Pesta olahraga ini berlangsung pada 4–20 Februari.

AS khawatir jika serangan tersebut dimulai dengan pengeboman lewat udara atau rudal, maka akan memakan korban jiwa dari pihak sipil.

AS, Belanda, Norwegia, Australia, Selandia Baru, hingga Jepang meminta warganya yang berada di Ukraina segera meninggalkan negara tersebut.

Tudingan invasi dibantah Rusia. Menurut mereka, pengerahan pasukan ke dekat perbatasan adalah upaya mempertahankan keamanan dari agresi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Rusia telah menyerahkan proposal kepada AS dan NATO. Proposal itu mencakup permintaan agar Ukraina tidak diakui oleh NATO sehingga tidak bisa bergabung dengan NATO. Rusia juga mendesak NATO menarik mundur pasukannya dari negara-negara Eropa timur.

Presiden AS Joe Biden telah menhubungi Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (13/2) siang. Dalam perbincangan telepon selama 1 jam 2 menit itu, Biden memperingatkan Putin bahwa serangan ke Ukraina akan membawa dampak 'biaya cepat dan berat'.***