Perhitungan Sementara, Biden Unggul Perolehan Suara Elektoral

Perhitungan Sementara, Biden Unggul Perolehan Suara Elektoral
Lihat Foto
WJtoday.com - Rakyat Amerika masih menunggu penghitungan suara akhir untuk negara-negara bagian yang diperebutkan, dan menentukan apakah Presiden Donald Trump dari Partai Republik akan menjabat lagi untuk empat tahun ke depan, atau digantikan oleh penantang Demokratnya, mantan Wakil Presiden Joe Biden.

Sehari usai tempat pemungutan suara Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 ditutup, proses penghitungan suara masih terus berlangsung, di tengah proyeksi sengit dan klaim kemenangan dari Donald Trump maupun Joe Biden.

Dikutip dari Aljazeera, Perolehan Suara Elektoral mencatat suara untuk Joe Biden mencapai angka suara elektoral 264 dan capaian Donald Trump 214. 

Baik Trump maupun Biden belum mencapai angka suara elektoral 270 dari sejumlah 538 suara elektoral yang disyaratkan untuk menang.

Joe Biden butuh satu negara bagian lagi untuk meraih 270 suara elektoral, sekaligus mengunci kemenangan pada pemilihan presiden AS 2020. 

Sebuah pertunjukan yang dramatis tentang betapa cepatnya lanskap kontestasi berubah dalam 24 jam. 

Biden, 77, memang tidak mengamankan hasil yang cepat dan menentukan seperti yang diharapkan beberapa pihak di partainya. Tetapi, mantan wakil presiden itu telah mendekati hasil yang telah diprediksi banyak pengamat. 

Dia memenangkan Wisconsin dan Michigan pada Rabu (4/11). Itu menjadi hadiah besar yang mewakili dimulainya kekuatan lama sebagai "tembok biru" atau negara bagian yang condong ke Demokrat yang kalah pada 2016. 

Kemenangan di sana membuat Biden memperoleh 264 suara elektoral, terpaut enam suara dari 270 suara yang dibutuhkan. 

Hasil itu berarti Presiden Donald Trump harus memenangkan semua negara bagian tersisa dan berharap proyeksi kemenangan Biden di Arizona salah atau menemukan strategi hukum.

Jeremy Myer, dosen politik Amerika di George Mason University mengatakan, “Tampaknya sekitar 50/50 untuk masing-masing calon ini. Dan yang luar biasa adalah ini mirip dengan pemilu 2016. Penentunya adalah tiga negara bagian yang persis sama, Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania.”

Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania biasanya adalah negara bagian Demokrat, namun pada 2016 dimenangkan oleh Trump. Kedua kandidat giat berkampanye di sana pada hari-hari terakhir menjelang pemungutan suara.

Pada Rabu dini hari (4/11) dari tempat tinggalnya di Wilmington, Delaware, Biden mengimbau pendukungnya untuk bersabar. “Tetaplah percaya sahabat-sahabat, kita akan memenangkan pemilu ini! Terima kasih, terima kasih terima kasih!."

Beberapa menit kemudian Trump mencuit, Demokrat berupaya mencuri pemilu dan Twitter memberi label cuitan itu sebagai “menyesatkan”.

Dia kemudian berbicara dari Gedung Putih. “Ini saat yang sangat menyedihkan, bagi saya ini adalah momen yang sangat menyedihkan. Kita akan menang dan sejauh pemahaman saya, kita sudah menang.”


Presiden AS Donald Trump berbicara tentang hasil awal Pilpres AS 2020 di Ruang Timur Gedung Putih,
Washington, D.C., AS, 4 November 2020. 

Meskipun presiden meng-klaim kemenangan, surat-surat suara akan terus dihitung dan perlu beberapa hari sebelum pemenangnya bisa ditetapkan.

“Juga karena pandemi kita melihat lebih banyak orang memilih melalui pos. Jadi permintaan untuk itu telah meningkat, jadi itu memperlambat proses penghitungan,” jelas LaTrice Washington, dari Otterbein University.

Rakyat Amerika memberikan suara mereka dalam suasana yang relatif tenang meskipun kehadiran polisi di sebagian TPS lebih banyak daripada biasanya. Para penegak hukum bersiap-siap menghadapi kemungkinan terjadinya kekerasan menyusul kampanye yang memecah belah masyarakat.

Dengan penghitungan suara yang ketat di beberapa negara bagian utama, dan puluhan tuntutan hukum atas aturan pemungutan suara yang dapat memengaruhi surat suara yang dihitung, kampanye presiden selama berbulan-bulan itu masih harus menunggu hasilnya lebih lama.***