Aliansi Masyarakat Adat Bantah Kirim Karangan Bunga, Mustofa Nahra: Curiga Warga Palsu yang Kirim

Aliansi Masyarakat Adat Bantah Kirim Karangan Bunga, Mustofa Nahra: Curiga Warga Palsu yang Kirim
Lihat Foto
WJtoday, Jakarta - Papan karagan bunga mendukung ketegasan Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta Mayor Jenderal Dudung Abdurachman terhadap Front Pembela Islam (FPI) berjejer di sepanjang Markas Komando Daerah Militer (Makodam) Jaya, Cawang, Jakarta Timur, pada Senin (23/11) kemarin dicurigai palsu.

Papan karagan bunga yang sebelumnya diberitakan sebagai apresiasi masyarakat tersebut mulai berdatangan sejak Sabtu 21 November 2020, dicurigai dikirim warga palsu. Kiriman bunga itu dicurigai fiktif. 

Politikus Mustofa Nahrawardaya terkesan meragukan karangan bunga itu benar-benar kiriman dari masyarakat.

"Pesan karangan bunga itu, tak seperti pesan plat nomor di pinggir jalan. Kalau pesan plat nomor di pinggir jalan, kamu akan ditanya STNK-nya. Kalau pesan karangan bunga, tak bakal ditanya legalitasnya. Karena yang penting bayar. Maka, kamu bisa pesan karangan bunga untuk kamu sendiri," kata Mustofa.

Nama Mayor Jenderal Dudung belakangan ini banyak dibicarakan karena dianggap berani bersikap tegas terhadap FPI dan berani memerintahkan anggota untuk mencopoti spanduk dan baliho bergambar Habib Rizieq Shihab. Tetapi sikap Dudung juga menuai kritik karena mestinya urusan penertiban spanduk diserahkan saja ke Satpol PP dan pelanggaran hukum diserahkan ke polisi.

Pesan dukungan yang tertulis di karangan bunga tersebut sebagian tak hanya ditujukan kepada TNI, melainkan juga kepada Polri.

Dukungan diungkapkan melalui berbagai ekspresi, yang umumnya lucu-lucu.

"Bunyi karangan bunga, lucu-lucu. Kalau saya jadi atasan, saya gak mudah percaya ini kiriman serius," kata Mustofa.


AMAN Bantah Kirim Karangan Bunga Dukungan ke Pangdam Jaya

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) membantah pihaknya telah mengirim karangan bunga ke markas Kodam Jaya, Cililitan, Jakarta Timur sebagai apresiasi karena sudah turun tangan menertibkan baliho Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Sekretaris Jenderal AMAN, Rukka Sombolinggi menyatakan karangan bunga tersebut bukan dari AMAN, ada pihak yang mencatut nama himpunan organisasi masyarakat adat resmi yang berdiri sejak 1999 ini.

"Lho kok? AMAN gak pernah ini (kirim bunga). Berarti ada yang mencatut nama kami. Kami dari Pengurus Besar AMAN menyatakan bahwa tidak benar AMAN mengirimkan karangan bunga tersebut," kata Rukka kepada wartawan, Senin (23/11).

Rukka menyebut meski tidak ada masalah dengan pesan yang disampaikan dalam karangan bunga tersebut, namun pencatutan nama AMAN tetap tidak bisa dibenarkan.

"Kami Masyarakat Adat Nusantara tetap bekerja keras melawan Covid19 di seluruh penjuru nusantara. Namun Karangan Bunga di atas adalah perbuatan tidak bertanggung jawab pihak yang mengatasnamakan AMAN," lanjutnya.

Hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki siapa yang mengirimkan karangan bunga ke Kodam Jaya atas nama AMAN.

Dalam foto deretan karangan bunga yang ditampilkan akun instagram @warung_jurnalis tampak sebuah karangan bunga yang bertuliskan "Lawan dan Tindak Para Penyebab COVID-19 dan Covidiot" dan mengatasnamakan "Aliansi Masyarakat Adat Nusantara".

Menurut keterangan @warung_jurnalis, deretan karangan bunga itu diberikan oleh masyarakat sebagai apresiasi dan dukungan terhadap Kodam Jaya dalam menyikapi masalah Habib Rizieq.

Selain karangan bunga, beberapa artis juga datang ke Kodam Jaya memberikan rangkaian bunga kepada anggota TNI.



Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayor Jenderal (Mayjen) Dudung Abdurachman menyampaikan pernyataan keras terkait FPI, dia mengancam akan membubarkan ormas pimpinan Habib Rizieq Shihab tersebut jika kembali mengganggu ketertiban umum.

Dudung juga memerintahkan anak buahnya untuk mencopot seluruh baliho penyambutan kepulangan Rizieq karena melanggar peraturan, penurunan baliho itu bahkan dilakukan secara serentak dengan menggunakan panser anoa di sekitar Petamburan, Jakarta Pusat, dekat markas FPI.

Ratusan karangan bunga dari berbagai kelompok masyarakat menghiasi pagar Markas Kodam Jaya yang disebut sebagai apresiasi ketegasan Mayjen TNI Dudung.

"Ada bunga ucapan selamat untuk dukungan kepada Pangdam Jaya dan Polda Metro Jaya. Ini adalah bentuk dukungan juga ke polisi dan TNI," kata Dudung.

Karangan bunga berukuran rata-rata 1,5 x 2,25 meter berdiri di sepanjang pagar halaman Makodam Jaya sepanjang lebih kurang 500 meter.

Karangan bunga tersebut dikirim oleh berbagai kelompok masyarakat mulai dari paguyuban warga di Jakarta, akademisi, komunitas literasi, hingga kalangan artis Ibu Kota.


Dudung mengatakan dukungan masyarakat justru semakin meningkat setelah dirinya memerintahkan pasukan untuk mencabut seluruh spanduk dan baliho bergambar Habib Rizieq Shihab.

"Pada dasarnya saat pencabutan baliho sudah dilakukan Satpol PP, polisi dan TNI. Sekarang situasi sudah aman. Harapan masyarakat yang selama ini resah sekarang dukungan luar biasa. Kita minta dukungan itu untuk melaksanakan tugas memberikan rasa aman kepada masyarakat," katanya.

Meskipun tindakan penertiban spanduk oleh TNI menuai kontroversi masyarakat, namun Dudung menganggap mereka yang mengkritik TNI tidak paham dengan substansi permasalahan yang ada.

"Kritikan itu sedikit, dukungan lebih banyak. Yang kritik tidak tahu ceritanya. Penertiban itu sudah dua bulan lalu dilakukan TNI, Polri dan Satpol PP. Yang turunkan Satpol PP, FPI minta naikkan lagi. Mereka siapa? Pemerintah itu jelas organisasinya. Kok bisa takut sama mereka," ujarnya.***