Update Covid-19 Nasional: Bertambah 5.418 Kasus Baru, Total Menjadi 527.999

Update Covid-19 Nasional: Bertambah 5.418 Kasus Baru, Total Menjadi 527.999
Lihat Foto
WJtoday, Bandung - Pemutakhiran jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia dilaporkan bertambah 5.418 kasus baru. Dengan demikian, per  Sabtu (28/11/2020) total mencapai 527.999 kasus.

Dilaporkan pula dari total kasus positif 527.999, sebanyak 441.983 di antaranya telah dinyatakan sembuh dan 16.646 orang meninggal dunia. 

Jumlah pasien yang sembuh bertambah 4.527 orang. Sementara pasien yang meninggal dunia bertambah 125 orang per hari ini.

Pemutakhiran data berdasarkan pembaruan dari Satuan Tugas Covid-19 di Kementerian Kesehatan RI yang diakses dari situs kemkes.go.id, pada Sabtu (28/11/2020) pukul 16.30 WIB

Kasus positif virus corona di Indonesia masih bertambah dalam jumlah yang besar setiap hari. Kasus baru selalu menginjak angka ribuan.

Pada Jumat kemarin (27/11), penambahan kasus positif virus corona di Indonesia juga mencatatkan rekor, yakni sebanyak 5.828. Begitu pun kasus meninggal, yakni bertambah 169.

Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan penambahan kasus positif dalam jumlah yang besar itu bisa jadi pengingat masyarakat agar tetap waspada. 

"Penambahan kasus positif di Indonesia sudah mencapai lebih dari 5.000 kasus selama tiga hari, bahkan tidak pernah berada di bawah 4.000 selama seminggu terakhir. Ini harus menjadi alarm bagi kita semua," kata Wiku di Jakarta, Kamis (26/11/2020).


Satgas Penanganan Covid-19 menilai penularan Covid-19 terjadi ketika ada kerumunan yang memicu kemunculan klaster baru di berbagai daerah.

Hal tersebut ditegaskan Juru Bicara #SatgasCovid-19 Wiku Adisasmito. Ia menyebut penularan karena kerumunan itu terjadi sejak awal pandemi terdeteksi di Indonesia. Penularan ini bahkan terjadi hingga lintas provinsi.

"Berdasarkan data nasional, terdapat berbagai kegiatan kerumunan yang berdampak pada timbulnya klaster penularan Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia," ungkapnya saat memberi keterangan pers "Perkembangan Penanganan Covid-19' di Kantor Presiden yang ditayangkan Kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis (26/11/2020).

Kasus penularan dalam kerumunan ini di antaranya Sidang GPIB Sinode yang menghasilkan 24 kasus pada 5 provinsi. Klaster ini berawal dari kegiatan agama yang dilakukan di Bogor, Jawa Barat, yang diikuti 685 peserta.

Kemudian berkembang dan menyebar ke provinsi lainnya yakni Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.

Kedua, klaster seminar 'Bisnis Tanpa Riba' menghasilkan 24 kasus di 7 provinsi dan menimbulkan korban jiwa sebanyak 3 orang atau case fatality rate kasus ini mencapai 12,5 persen.

Klaster ini berawal dari kegiatan yang ada di Bogor yang diikuti 200 peserta. Kasusnya berkembang dan menyebar ke berbagai provinsi seperti Lampung, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Papua.

Ketiga, klaster Gereja Bethel di Lembang, Jawa Barat. Kegiatannya melibatkan sekitar 200 peserta menghasilkan 226 kasus dengan infection rate mencapai 35 persen.

Keempat, klaster 'Ijtima Ulama' di Gowa, Sulawesi Selatan, dengan total peserta sekitar 8.761 orang menghasilkan 1.248 kasus pada 20 provinsi. Kelima, klaster Pondok Pesantren Temboro di Jawa Timur menimbulkan 193 kasus di 6 provinsi di lebih dari 14 kabupaten/kota dan satu negara lain.

"Jadi tidak heran bahwa klaster tersebut terjadi karena kerumunan di masyarakat. Dan masyarakat akan sulit menjaga jarak," jelas Wiku.  ***