

Buletin
Hari Ketujuh, 5 Penumpang Sriwijaya Air Teridentifikasi
Hari Ketujuh, 5 Penumpang Sriwijaya Air Teridentifikasi

Wjtoday, Jakarta - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Bhayangkara Polri Raden Said Sukanto, kembali mengidentifikasi lima penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang mengalami kecelakaan, di perairan Kepulauan Seribu.
"Hasil rekonsiliasi hari ini, berhasil mengidentifikasi korban sebanyak lima korban," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono, di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (15/1/2021).
Dikatakan Rusdi, kelima jenazah penumpang Sriwijaya Air yang teridentifikasi pertama atas nama Toni Ismail, laki-laki, berusia 59 tahun. Kedua atas nama Dinda Amelia, perempuan, berusia 16 tahun. Ketiga atas nama Isti Yudha Prastika, perempuan, berusia 34 tahun. Keempat atas nama Putri Wahyuni, perempuan, berusia 25 tahun. Kelima atas nama Rahmawati, perempuan, berusia 59 tahun.
"Rekonsiliasi ini menggunakan pemeriksaan sidik jari dan juga DNA," ungkap Rusdi.
Rusdi menyampaikan, sebelumnya Tim DVI telah mengidentifikasi 12 orang atas nama Okky Bisma (pramugara), Fadli Satrianto, Khasanah, Asy Habul Yamin, Indah Halimah Putri, Agus Minarni, Ricko, Ihsan Adhlan Hakim, Supianto, Pipit Piyono, Mia Tresetyani (pramugari), keenam Yohanes Suherdi. Ditambah lima orang, total jenazah yang teridentifikasi berjumlah 17.
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada hari Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, kemudian jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak di posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya pada pukul 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.***
Tidak Ada Komentar.
Berita Terkait
Berita Lainnya
-
dr Tirta Bela Jokowi soal Kerumunan di NTT, Netizen: Mendadak Mental Tempe Dok
Kerumunan yang terjadi ketika Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Maumere, Sikka, NTT masih menjadi polemik.
-
Viral Sri Mulyani Selundupkan Sepeda Brompton, Ini Kata Bea Cukai
Menteri Keuangan Sri Mulyani dikabarkan telah membeli sepeda dengan jenama Brompton sepulangnya dari perjalanan dinas ke Amerika Serikat namun tidak membayar Bea Masuk.
-
Jokowi Disambut Kerumunan di NTT Istana Sebut Itu Spontanitas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
-
Peringatan BMKG! Waspada Banjir di Jabar pada 24-25 Februari
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengimbau agar warga Jawa Barat siaga atau waspada banjir pada 24 dan 25 Februari 2021 akibat intensitas hujan tinggi dan cuaca ekstrem.
-
Pejabat WHO Prediksi COVID-19 Akan Berakhir Awal Tahun 2022
Beberapa pakar sebelumnya menyebut COVID-19 akan berakhir empat hingga lima tahun ke depan berkaitan dengan adanya vaksinasi.
-
Rektor Widyatama Nilai Revisi UU ITE Harus Lebih Baik dan Buat Masyarakat Adil
SELAMA hampir 13 tahun diterapkan UU ITE baru direvisi dua kali, yakni tahun 2016 dan 2021 saat ini, sesuai perintah Presiden Jokowi awal Februari 2021.
-
Perbaikan Rel Pasca Banjir, PT KAI Targetkan Layanan Bisa Beroperasi Sore Ini
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta masih terus melakukan perbaikan terhadap rel yang rusak karena terdampak banjir beberapa hari lalu.
-
Tak Ada Anggaran, Kemensos Hentikan Santunan bagi Korban Meninggal COVID-19
Kementerian Sosial (Kemensos) menghentikan pemberian santunan bagi ahli waris korban meninggal akibat COVID-19 sebesar Rp15 juta.
-
Pemerintah Putuskan Pangkas Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri hingga Natal
PANDEMI Covid-19 yang masih belum terlihat penurunan kasusnya, menjadi alasan Pemerintah untuk pangkas cuti bersama dari 7 hari jadi 2 hari saja.
-
Tragedi Leuwigajah, Kisah Kelam "Bandung Lautan Sampah"
Dua puluh satu tahun lalu, tepatnya hari Senin, 21 Februari 2005 sekitar pukul 02.00 WIB, tiba-tiba terdengar ledakan keras disertai longsor Sampah di TPA Leuwigajah Kota Cimahi.