Peringatan Keras WHO! Jika Negara Miskin Tak Kebagian Vaksin, Pandemi Global Makin Panjang

Peringatan Keras WHO! Jika Negara Miskin Tak Kebagian Vaksin, Pandemi Global Makin Panjang
Lihat Foto
Westjavatoday.com – Negara-negara miskin di dunia saat ini mengalami kesulitan dan harus berjuang untuk bisa mendapatkan pasokan vaksin COVID-19.

Menanggapi hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengultimatum agar distribusi vaksin merata bagi semua populasi dunia termasuk negara miskin. Jika tidak, kekebalan kawanan atau herd immunity sulit tercapai.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan distribusi vaksin Covid-19 yang tidak merata antara negara kaya dan miskin akan memperpanjang masa pandemi global. Tedros menyampaikan peringatan keras tersebut dalam pembukaan pertemuan selama seminggu Dewan Eksekutif WHO,Senin (18/1).

Dilansir dari Reuters, Tedros menyebut pengembangan dan persetujuan vaksin yang aman dan efektif kurang dari setahun setelah virus Korona muncul sebagai pencapaian ilmiah yang menakjubkan.

Namun, dia memperingatkan bahwa harapan untuk segera mengakhiri pandemi terancam bahaya. Hal ini karena negara-negara kaya membeli dan menimbun semua vaksin yang tersedia, tidak menyisakan untuk negara-negara miskin.

Tedros mengungkapkan, lebih dari 39 juta dosis vaksin telah diberikan di 49 negara berpenghasilan tinggi. Dan, hanya 25 dosis terdistribusi di satu negara miskin.

“Lebih dari 39 juta dosis vaksin sekarang telah diberikan di setidaknya 49 negara berpenghasilan tinggi. Hanya 25 dosis telah diberikan di satu negara berpenghasilan terendah. Bukan 25 juta, bukan 25 ribu,” kata Tedros.

Inisiatif global, COVAX, dibentuk sembilan bulan lalu untuk memastikan akses yang adil dan merata vaksin Covid-19 untuk setiap negara. Organisasi tersebut telah berhasil mengamankan dua miliar dosis dari lima produsen, dengan opsi untuk menerima lebih dari satu miliar dosis lebih.

Namun, Tedros mengatakan rencana untuk memulai pengiriman vaksin pada Februari ke banyak negara miskin di dunia kini terancam. Dia mengatakan khawatir sejumlah negara berpenghasilan tinggi mungkin mundur dari janji mereka tentang distribusi yang adil.

“Saya harus terus terang, dunia berada di ambang kehancuran moral yang dahsyat dan harga dari kegagalan ini akan dibayar dengan nyawa dan mata pencaharian di negara-negara termiskin di dunia,” katanya.

Dia memperingatkan negara-negara kaya akan membayar mahal jika mengabaikan kebutuhan orang-orang termiskin dan paling rentan di dunia. Tindakan ini, katanya, akan memperpanjang pandemi. Akibatnya pembatasan makin panjang untuk menanggulangi virus dan akan meningkatkan penderitaan manusia dan ekonomi.

Sebelumnya Richard Hatchett, kepala Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), dengan terbuka mengakui kekhawatirannya terhadap distribusi vaksin yang mungkin akan sulit merata, terutama ke negara miskin.

Hatchett bertanggungjawab untuk memastikan vaksin virus corona bisa dibagikan secara adil dan merata ke seluruh dunia. Di sisi lain, negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa saat ini mengatakan akan fokus pada negaranya sendiri saja.

Melansir AFP, negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jepang, dan negara Uni Eropa telah memesan hingga 3,1 miliar dosis vaksin Covid-19.