Kembali Diserang Isu Taliban dan Radikal, KPK: Itu Fitnah Lama

Kembali Diserang Isu Taliban dan Radikal, KPK: Itu Fitnah Lama
Lihat Foto
Wjtoday, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali diserang isu kelompok Taliban dan radikal.

KPK membantah ada kelompok Taliban dan kelompok radikal di instansinya. Isu itu dipastikan fitnah yang sudah bergulir sejak lama.

"Ini juga isu yang sudah dari 2019 kalau enggak salah. Kita sudah pastikan dan tegaskan, enggak ada di KPK itu unsur-unsur radikalisme atau taliban itu," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin, 25 Januari 2021.

Isu Taliban dan radikal dinilai disebar orang tak bertanggung jawab untuk menyerang KPK. Serangan itu diduga dilakukan orang yang tidak suka dengan pengusutan perkara di KPK.

Alex memastikan KPK bersih dari kelompok Taliban dan radikalisme. Lembaga Antikorupsi menegaskan tugasnya memberantas rasuah di Indonesia.

"Kalau Taliban dalam pengertian militan dalam melakukan pemberantasan korupsi mungkin iya. Tapi kalau Taliban yang lain mungkin hanya ada di Afghanistan," tuturnya

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan juga ikut menegaskan isu tersebut tidak benar.

"Isu radikal dan Taliban sudah sering digunakan oleh para pendukung koruptor. Padahal jelas isu itu tidak benar dan mengada-ada," kata Novel dalam keterangan tertulis, Senin, 25 Januari 2021.

Novel mengatakan serangan ini digencarkan beberapa orang di media sosial. Isu diduga dibuat orang yang tidak suka dengan pengusutan kasus di Lembaga Antikorupsi.

"Kawan-kawan sudah bisa menandai bahwa bila isu itu dihembuskan biasanya ada kepentingan mereka yang terganggu di KPK," ujar Novel.

Novel mengatakan serangan terhadap KPK sangat lumrah. Para pegawai KPK sering mendapat serangan dan intimidasi dari orang tak dikenal.

Lebih lanjut, Novel menuturkan, meski isu ini sudah berulang kali dibantah oleh KPK, Novel melihat, isu ini masih efektif meski belakangan sudah banyak masyarakat yang paham jika isu ini diembuskan hanya untuk mengganggu kerja yang dilakukan oleh KPK.

Novel yakin masyarakat semakin paham upaya menggangu dan menyerang pemberantasan korupsi terus dilakukan dengan segala cara. Termasuk, membuat fitnah dan narasi-narasi kelompok Taliban dan radikal.

Namun, Novel enggan menyimpulkan jika isu radikal-taliban ini muncul karena kasus korupsi yang tengah diproses saat ini. Sebab, hal ini perlu dibuktikan.

Novel melihat ada pola dalam pelemparan isu ini. Termasuk dengan menggunakan akun robot di media sosial seperti Twitter.

"Biasanya mereka tidak hanya melempar isu saja tapi juga dikondisikan agar seolah banyak dibahas. Termasuk menggunakan robot di medsos. Tapi itu yang bisa menjelaskan tentu ahli," kata Novel. ***