Selama Masa Pandemi Covid-19 KPAI Sebut Angka Putus Sekolah Cukup Tinggi

Selama Masa Pandemi Covid-19 KPAI Sebut Angka Putus Sekolah Cukup Tinggi
Lihat Foto

Wjtoday, Jakarta  - Berdasarkan Hasil pantauan di berbagai daerah, Komisioner  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menyebut, jumlah anak putus sekolah cukup tinggi selama pandemi Covid-19.

"KPAI justru menemukan data-data lapangan yang menunjukan angka putus sekolah cukup tinggi, terutama menimpa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin," kata Retno dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/3/2021).

Pemantauan dilakukan dengan pengawasan langsung untuk Kota Bandung dan Cimahi, dan wawancara secara online dengan guru dan Kepala Sekolah jaringan guru Federasi Serikat guru Indonesia (FSGI) pada Februari 2021.

Retno mengatakan, ada lima penyebab anak putus sekolah saat pandemi Covid-19.

"karena menikah, bekerja, menunggak iuran SPP, kecanduan game online dan meninggal dunia," ujar dia.

KPAI, lanjut dia, mencatat sejak Januari hingga Februari 2021 ada 33 anak putus sekolah karena menikah di kabupaten Seluma, Kota Bengkulu dan Kabupaten Bima.

Kemudian dua anak di Jakarta dan Cimahi anak putus sekolah karena bekerja, anak menunggak iuran SPP ada 34 kasus terhitung sejak Maret 2020 hingga Februari 2021.

"Dari 34 kasus tersebut, tiga di antaranya berasal dari sekolah yang sama. Hampir 90 persen kasus berasal dari sekolah swasta dan 75 persen kasus berada dari jenjang SMA/SMK," ungkapnya.

Selanjutnya satu anak di Kota Cimahi putus sekolah karena kecanduan game online dan satu anak cuti sementara untuk pemulihan ke psikologi.

Sementara, hasil pemantauan kasus siswa putus sekolah karena meninggal dunia terjadi di salah satu SMAN di Kabupaten Bima karena terseret arus ketika bencana banjir Januari lalu.

Serta satu siswa berasal dari salah satu SMK swasta di Jakarta yang meninggal karena kecelakaan motor.

"Jadi secara data KPAI, ada dua siswa yang meninggal pada semester genap tahun ajaran 2020/2021," ucap dia. ***