BMKG Luncurkan Konsorsium Gempa Bumi dan Tsunami Indonesia

BMKG Luncurkan Konsorsium Gempa Bumi dan Tsunami Indonesia
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) meluncurkan Konsorsium Gempabumi dan Tsunami Indonesia (KGTI). Sistem processing (pengolahan) gempabumi dan tsunami ini bernama KGTI Merah Putih.

“Sistem yang ada saat ini adalah bukan karya (Indonesia), jadi impor, belum sepenuhnya menjadi karya anak bangsa. Jadi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), relatif masih perlu ditingkatkan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kamis (25/8/2022).

Dwikorita menjelaskan, sistem ini menggunakan dua prinsip utama yaitu early warning atau peringatan dini, dan early action atau aksi dini. Diyakini prinsip itu dapat mencapai zero victim.

“Jadi melalui action yang cepat oleh masyarakat. Karena menerima early warning targetnya adalah zero victim tadi,” katanya.

Dwikorita menyebut, target untuk sistem processing ini adalah zero victim atau tanpa korban. Jika alat deteksinya menyebabkan masih ada korban, maka sistemnya dinyatakan gagal.

“Kalau masih ada korban kami merasa itu belum berhasil. Jadi harus korbannya itu nol,” katanya.

Kepala BMKG menyebut, pembuatan sistem monitoring dan peringatan dini gempa bumi perlu diperbaharui. Itu karena telah beroperasi hampir 14 tahun. 

Perkembangan fenomena-fenomena tektonik, fenomena geologi, dan fenomena kegempaan menurutnya makin kompleks. Sehingga membuat sistem processing gempa bumi dan tsunami merah putih.

Ada beberapa pihak yang tergabung dalam KGTI, mulai dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM). Lalu ada Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), hingga Badan Riset Inovasi Nasional BRIN.***