Bocorkan Masih Ada Kasus Korupsi Baru di BUMN, Erick Thohir: Tunggu Tanggal Mainnya
WJtoday, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan sedang melakukan 'bersih-bersih' di perusahaan-perusahaan BUMN. Erick Thohir menggandeng serta Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kegiatannya itu.
Erick Thohir bahkan membocorkan akan ada kasus korupsi besar baru di lingkup BUMN yang kembali ditangani Kejagung dalam waktu dekat.
Ia menyebut Kejagung sudah menangani kasus korupsi besar di BUMN seperti Jiwasraya, PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI), dan Garuda Indonesia.
Selain itu, Erick juga membocorkan bahwa masih ada kasus korupsi baru yang lain di BUMN.
"Kita sudah membongkar kasus-kasus besar, seperti Jiwasraya, ASABRI, Garuda, dan masih ada (kasus korupsi) yang lain, tunggu tanggal mainnya," ujar Erick ditemui di Surabaya, Senin (28/8/2023).
Kemudian, mengenai kasus yang pernah ia laporkan soal dana pensiun, Erick mengatakan tengah menunggu hasil audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Yang saya pernah dulu laporkan beberapa bulan lalu, mengenai dana pensiun. Cuma kita masih mendalami proses audit BPKP," kata Erick.
"Jadi, kalau nanti auditnya selesai, baru dari hasil audit itu kita laporkan," imbuhnya.
Erick mengungkapkan, sebenarnya target darinya Juli kemarin, tetapi dari pihak BPKP meminta waktu dua bulan untuk memastikan audit yang dilakukan bisa memisahkan antara yang benar-benar korupsi dan yang salah manajemen.
"Kemarin sebenarnya, taerget saya Juli, cuma dari pihak BPKP meminta waktu dua bulan ingin memastikan supaya audit ini bisa memisahkan mana yang korupsi, mana yang salah manajemen," jelas Erick.
Bersih-bersih perusahaan negara tersebut, kata Erick, tidak bertujuan untuk memenjarakan seseorang. Namun, untuk memperbaiki sistem yang dirasa masih kurang ketat.
"Kita ini bukan ingin memenjarakan, tapi bagaimana kita memperbaiki sistem yang ada," pungkasnya.
Erick mengklaim, dirinya akan terus melakukan pembersihan kementerian BUMN dari korupsi agar meningkatakan keperacayaan publik kepada perusahaan negara. Bekerja sama dengan KPK dan Kejagung, dikatakan Erick, membuat hasilnya lebih maksimal.
"Sehingga hasilnya sangat maksimal. Kita membongkar kasus Jiwasraya yang nilainya Rp 16,8 triliun, Garuda Rp 8,8 triliun, Waskita ada Rp 2,5 triliun, Asabri Rp 22,8 triliun," jelas Erick.
Erick pun berharap, kegiatan 'bersih-bersih' ini bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada perusahaan yang dikelola pemerintah. Karena publik memiliki hak untuk mendapatkan transparansi keuangan.
"Kejaksaan sudah membuktikan bagaimana yang disampaikan Jaksa Agung, awalnya tingkat kepercayaan publik hanya 50 persen naik menjadi 80 persen, ini hal yang luar biasa," katanya.
Erick yakin jika Indonesia akan bisa bebas dari korupsi jika dipimpin oleh generasi muda yang mau berkomitmen untuk selalu berani berbicara kejujuran.***