'Chiki Ngebul' Memakan Korban, Berikut Respons BPOM hingga Imbauan Kemenkes

'Chiki Ngebul' Memakan Korban, Berikut Respons BPOM hingga Imbauan Kemenkes
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau para orang tua untuk lebih berhati-hati memberikan jajanan kepada anak. Imbauan ini dikaitkan dengan peristiwa 28 anak keracunan jajanan yang mengandung nitrogen cair chiki ngebul di Tasikmalaya dan Bekasi.

"Mengimbau orang tua untuk hati-hati dalam memberikan pangan bagi anaknya, terutama karena anak-anak ini masih dalam pertumbuhan," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi, Sabtu (7/1/2022).

Alih-alih melarang orang tua memberikan jajanan kepada anak, Nadia justru mengedukasi orang tua. Menurutnya, anak-anak perlu diberikan makanan yang bergizi dan diolah sesuai standar agar anak tidak jajan sembarangan.

Kemenkes Terbitkan SE Waspada Keracunan Chiki Ngebul

Kemenkes mengeluarkan surat edaran berisi instruksi agar dinas kesehatan kabupaten/kota dan rumah sakit melaporkan temuan kasus keracunan jajanan pangan berasap nitrogen cair atau 'chiki ngebul' di wilayah masing-masing.

Imbauan dan kewaspadaan itu disampaikan melalui Surat Edaran (SE) nomor SR.01.07/111/5/67/2023 yang diteken Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Yuli Astuti Saripawan pada Selasa (3/1) lalu.

"Kepada Dinkes provinsi, kabupaten/kota dan rumah sakit agar melaporkan jika ditemukan kasus keracunan pangan akibat konsumsi jajanan chiki ngebul kepada Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan," demikian kutipan dari SE tersebut.

Kemenkes Minta RS Lekas Lapor Jika Ada Kasus Keracunan Chiki Ngebul
Selain melaporkan langsung ke kantor Kemenkes di Jakarta Selatan, juga disediakan  kontak tim kerja pelayanan kesehatan rujukan lain di nomor 088215992763 atau email di pelayanankesehatan.rujukanlain@gmail.com.

Kata BPOM RI soal Jajanan 'Chiki Ngebul'

Berdasarkan aturan, kewenangan pengawasan terkait pangan siap saji tidak berada dalam ranah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI).

''Kalau terkait pangan siap saji, kewenangan pengawasan-nya memang di Dinas Kesehatan,'' kata BPOM dalam keterangan tertulis, Jumat (6/1/2023).

Ini sejalan dengan edaran Kemenkes RI yang meminta Dinas Kesehatan melakukan respons cepat atas kemungkinan peningkatan kasus keracunan chiki ngebul. Termasuk melihat pelaporan gejala usai mengonsumsi jajanan berasap nitrogen.

Kasus Anak Keracunan 'Chiki Ngebul'

Kasus tersebut menimpa 24 anak di Tasikmalaya dan empat anak Bekasi. Di Tasikmalaya, 16 anak dilaporkan tidak bergejala, tujuh anak dilaporkan bergejala.

Ketujuh anak tersebut mengalami gejala seperti sakit perut, pusing, mual, dan muntah darah dan diobservasi di puskesmas. Akan tetapi, satu dari tujuh anak dilaporkan mengalami gejala berat sehingga harus dirujuk dan dirawat inap di RS SNC Tasikmalaya.

Dari 24 anak di Tasikmalaya yang mengonsumsi chiki ngebul, beberapa di antaranya dilaporkan meminum cairan sisa nitrogen yang tidak menguap.

Sementara itu, kasus di Bekasi terjadi pada Desember 2022. Dari empat anak yang mengonsumsi chiki ngebul di Bekasi, satu diantaranya mengalami gejala keracunan.

Gejala yang dialami korban tersebut yaitu nyeri perut yang parah dan lemas. Anak tersebut akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Haji Jakarta Timur.

Anak tersebut didiagnosis mengalami perforasi (lubang) di saluran cerna, sehingga harus dioperasi. Anak yang mengalami gejala parah ini juga dilaporkan meminum sisa nitrogen.

"(Korban) yang berusia 4 tahun ini meminum sisa nitrogen cairnya," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar dr Ryan Bayusantika Ristandi, SpPK,MMRS, Jumat (6/1/2023).

Bahaya Nitrogen 'Chiki Ngebul' di Perut

Dokter konsultan pencernaan dari RS Brawijaya Depok, dr Aru Ariadno, SpPD KGEH, menjelaskan, nitrogen cair memiliki titik didih -197 derajat celcius yang cukup berbahaya. Di dunia kedokteran, nitrogen cair umumnya digunakan untuk pengobatan kulit seperti sel-sel prakanker. Hal tersebut karena zat ini memiliki efek cryogenic yang dapat mendinginkan sehingga sel-sel tubuh membeku.

"Karena sifatnya itu biasanya oleh dokter dermatologi nitrogen cair digunakan untuk membakar hal-hal yang tak diinginkan pada kulit, yang artinya ini bisa merusak jaringan," ucapnya saat dihubungi, Jumat (6/1/2023).

dr Aru menjelaskan, bila nitrogen cair tertelan ke dalam tubuh, efeknya bisa membakar dinding pencernaan yang berakibat kerusakan jaringan sampai perforasi atau bocornya saluran cerna.

Karenanya, ia mewanti-wanti masyarakat sebaiknya menghindari makanan yang menggunakan nitrogen cair sembangan. Sebab penggunaan nitrogen cair diperlukan adanya regulasi dari pemerintah agar penggunaannya sesuai aturan.

"Jadi bila tidak ditangani dengan cepat mungkin akan berakibat kematian. Untuk itu disarankan penggunaan nitrogen cair pada makanan perlu pengawasan lebih baik dari lembaga yang terkait agar penggunaannya tidak sembarangan," tuturnya lagi.***