Covid-19 di Indonesia: 1.761 Kasus Baru, Total 95.416 Kasus

Covid-19 di Indonesia: 1.761 Kasus Baru, Total 95.416 Kasus
Lihat Foto
WJtoday, Bandung - Pemutakhiran  yang dirilis Satuan Tugas Penanganan COVID-19 hingga Jumat (24/7/2020) pukul 12.00 WIB dilaporkan ada penambahan konfirmasi positif sebanyak 1.761 kasus. Dengan demikian, maka total konfirmasi positif COVID-19 di Indonesia menjadi 95.416 kasus

Dilaporkan pula jumlah kasus sembuh juga bertambah 1.781 orang. sehinga total kasus sembuh menjadi 53.945 orang.

Sementara itu, kasus meninggal dunia bertambah 89 orang sehingga total kasus meninggal akibat COVID-19 menjadi 4.665 orang.

Hingga Jumat pukul 12.00 WIB, jumlah spesimen yang diperiksa oleh 320 laboratorium di seluruh Indonesia mencapai 24.965 spesimen dari 14.143 orang, sehingga total spesimen yang sudah diperiksa mencapai 1.335.889 spesimen dari 777.100 orang.

Provinsi dengan penambahan konfirmasi positif tertinggi adalah Jawa Timur (496 kasus), DKI Jakarta (297 kasus), Jawa Tengah (124 kasus), Jawa Barat (91 kasus), dan Kalimantan Selatan (90 kasus).

Sementara itu, provinsi dengan penambahan pasien sembuh terbanyak adalah Jawa Timur (421 orang), Sulawesi Selatan (331 orang), Kalimantan Selatan (272 orang), DKI Jakarta (269 orang), dan Jawa Tengah (100 orang).

Terdapat lima provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan konfirmasi positif baru, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.

Jumlah suspek yang masih dipantau mencapai 53.702 orang, sedangkan konfirmasi positif COVID-19 yang masih diawasi mencapai 95.418 orang. 


Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah tidak pernah bermaksud menutup-nutupi data perkembangan kasus virus corona (COVID-19) di Indonesia.

Wiku mengatakan data yang diumumkan pemerintah setiap hari secara berkala, merupakan data secara nasional yang masuk melalui Kementerian Kesehatan dan telah diverifikasi.

“Tidak ada maksud untuk menutup-nutupi data, mari kita dorong transparansi publik dan silahkan masyarakat ikut mengontrol bila ada data yang tidak sebenarnya,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring dari Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (24/7/2020).
 
Ke depan, ujar Wiku, Satgas akan mendorong data perkembangan kasus COVID-19 agar dapat diakses oleh masyarakat secara real time atau sesuai waktu terkini.

“Kami sedang berusaha keras agar betul-betul data ini bisa diakses dengan realtime, dan datanya tidak berbeda antara data nasional dengan data di daerah,” ujar dia.

Proses untuk memberikan data secara real time, ujar Wiku, membutuhkan waktu karena harus menghimpun data dari setiap daerah dan data tersebut harus diverifikasi oleh Kementerian Kesehatan.

"Namun proses ini ternyata memerlukan waktu yang lama, selama empat bulan pertama kami belum mampu mengintegrasikan jadi satu mengingat ada kendala dalam proses pengumpulan data dari setiap daerah, dan ada proses verifikasi yang dilakukan Kemenkes yang ternyata memerlukan waktu lebih lama karena kami harus mampu untuk membuat sistem pendekatan data terintegrasi, yang bisa diterima oleh berbagai pihak termasuk Kemenkes," tandasnya. ***