Covid-19 RI per 24 September: 2.557 Kasus Baru, 4.607 Sembuh, 144 Meninggal

Covid-19 RI per 24 September: 2.557 Kasus Baru, 4.607 Sembuh, 144 Meninggal
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Pemutakhiran Covid-19 di Indonesia pada Jumat (24/9/2021) melaporkan penambahan sebanyak 2.557 kasus baru. Dengan demikian, jumlah total kasus telah mencapai 4.204.116 selama pandemi berlangsung.

Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan, pada Jumat ini jumlah pasien sembuh  terdapat tambahan 4.607 orang, sehingga  membuat total kasus kesembuhan menjadi 4.017.055 orang.

Selain itu, kasus harian meninggal dunia terkait Covid-19 bertambah 144 jiwa. Dengan demikian, total kasus kematian menjadi 141.258 orang.

Di saat yang sama, tercatat 45.803 kasus aktif, atau turun 2.194 kasus dari hari sebelumnya. Pada Kamis (23/9), tercatat ada 47.997 kasus aktif.

Selain itu total suspek Covid 370.614 orang. Sementara jumlah pemeriksaan spesimen mencapai 252.596 sampel.

Satgas Covid-19 mencatat total vaksinasi ke-1 mencapai 84.863.899, vaksinasi ke-2 47.708.141, dan vaksinasi ke-3, yang merupakan booster, mencapai 890.455.

Baca juga: Indonesia Harus Meningkatkan Kewaspadaan Untuk Mencegah Gelombang Ketiga

Pemerintah mengajak semua pihak mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19 dengan mempertahankan tren penurunan kasus positif di Indonesia.

Untuk itu, pemerintah menyuarakan penguatan 3T (testing, tracing, dan treatment), disiplin memakai masker, vaksinasi, serta penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai kunci untuk menjaga momentum saat ini.

"Pemerintah mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengantisipasi gelombang ke-3 Covid-19 seiring meningkatnya kasus di beberapa negara tetangga, seperti Filipina, Malaysia, dan Singapura," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam siaran pers, Selasa (21/9).

Menteri Johnny menjelaskan bahwa berdasarkan penelitian berjudul Multiwave Pandemic Dynamics Explained: How to Tame The Next Wave of Infectious Diseases dalam jurnal Scientific Reports, gelombang baru Covid-19 tidak dapat dihindari.

Hal yang dapat dilakukan, kata dia, adalah memperlambat terjadinya gelombang baru dengan mengendalikan jumlah kasus ketika berada di level rendah. Hal tersebut harus diiringi dengan peningkatan intervensi farmasi seperti vaksinasi.  ***