Dianggap Promosikan LGBTQ, Arab Saudi Sita Mainan Berwarna Pelangi

Dianggap Promosikan LGBTQ, Arab Saudi Sita Mainan Berwarna Pelangi
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Otoritas perdagangan Arab Saudi telah menyita mainan dan pakaian berwarna pelangi dari toko-toko di wilayah ibu kota, sebagai bagian dari tindakan keras Kerajaan terhadap lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ).

Sebuah laporan yang dirilis Al-Ekhbariya menunjukkan pejabat Kementerian Perdagangan Arab Saudi menyita berbagai item dari toko-toko di ibu kota Riyadh.

"Kami menyita barang-barang yang bertentangan dengan agama Islam dan moral publik dan mempromosikan warna homoseksual yang menargetkan generasi muda," kata seorang pejabat dari Kementerian Perdagangan Arab Saudi, dikutip dari MiddleEastEye, Senin (20/6/2022).

Menurut laporan itu, warna-warna itu mengirimkan 'pesan beracun' kepada anak-anak. Tidak jelas berapa banyak barang yang disita dalam operasi itu oleh Kementerian Perdagangan Arab Saudi.

Barang-barang yang ditargetkan dalam penggerebekan baru-baru ini termasuk busur berwarna pelangi, rok, topi, dan kotak pensil yang berwarna pelangi, sebagian besar tampaknya dibuat untuk anak kecil.

Maraknya kaum pelangi di Arab Saudi, membuat pemerintah melarang film yang menggambarkan, atau bahkan merujuk pada minoritas seksual.

Pada bulan April, kerajaan dilaporkan melarang sekuel film Doctor Strange karena memasukkan karakter LGBT+, menurut The Hollywood Reporter.

Pada tahun 2020, pengadilan Saudi juga menghukum seorang warga negara Yaman ke penjara dan dideportasi atas video online yang mendukung hak-hak LGBT.

Blogger Yaman Mohamed al-Bokari pada 20 Juli dijatuhi hukuman 10 bulan penjara dan denda US$ 2.700 atau setara dengan Rp40 juta atas tuduhan melanggar moralitas publik dengan mempromosikan homoseksualitas secara online dan meniru seperti wanita.

Pada tahun 2016, seorang dokter Saudi ditangkap oleh pihak berwenang karena mengibarkan bendera kebanggaan pelangi di atas rumahnya, meski dia sendiri tidak menyadari bahwa itu melambangkan hak-hak LGBTQ.

Dikutip dari CNN, dokter tersebut membeli bendera tersebut secara online karena anak-anaknya merasa warnanya cantik.

Tindakan keras itu juga terjadi hanya sehari setelah pihak berwenang di Suriah menyita ratusan layang-layang anak-anak karena mereka mempromosikan homoseksualitas yang memicu kritik dari warga Suriah.

Pemerintah mengumumkan bahwa mereka telah menyita layang-layang berwarna pelangi di kota Hama.

Mereka juga menambahkan bahwa layang-layang itu mempromosikan homoseksualitas dan mengandung warna yang mengacu pada homoseksualitas.***