Diputar Ulang, Film 'Avatar' Masih Memukau di Seluruh Dunia

Diputar Ulang, Film 'Avatar' Masih Memukau di Seluruh Dunia
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Film "Avatar" masih membuat penonton terpukau dengan mendapat 30 juta dolar Amerika pada pekan pertama pemutarannya di seluruh dunia.

Fiksi ilmiah karya James Cameron ini mendapat 10 juta dolar AS di Amerika Utara dan 20,5 juta dolar AS secara internasional pada akhir pekan.

Jumlah penonton ini terbilang besar, apalagi untuk film yang telah dirilis 13 tahun lalu. Kembalinya "Avatar" ke bioskop membuat perolehan pendapatannya menjadi 2,85 miliar dolar di seluruh dunia dan menjadikannya sebagai film terbesar sepanjang masa.

"Kita berbicara tentang film berusia 13 tahun, yang dapat ditonton orang di rumah. Yang menarik adalah presentasi Imax. 'Avatar' berfungsi sebagai pengingat betapa kerennya citra Pandora di layar lebar," ujar Paul Dergarabedian, analis media senior di Comscore dilansir Variety, Senin.

Di Amerika Utara, "Avatar" menempati urutan ketiga di box office, sedangkan pada urutan pertama dan kedua adalah "Don't Worry Darling" karya Olivia Wilde dengan 19,2 juta dolar serta "The Woman King" dari Viola Davis dengan 11 juta dolar.

Dalam hal rilis ulang baru-baru ini, penjualan tiket untuk "Avatar" yang diputar di 1.980 lokasi (kebanyakan Imax), mencapai 85 persen.

Di luar negeri, versi terbaru dari "Avatar" berada di urutan pertama pada pasar yang lebih kecil seperti Prancis (2,9 juta dolar), Italia (1,5 juta dolar), Singapura dan Thailand. Wilayah teratas lainnya adalah Jerman (1,3 juta dolar), Inggris (1,3 juta dolar) dan Korea (1,3 juta dolar).

"Seandainya perilisan ulang ini hasilnya buruk, itu akan menjadi indikator pertama bahwa mungkin ada masalah untuk sekuelnya. Tapi ini sangat menggembirakan," kata Dergarabedian.

Ketika "Avatar" memulai debutnya pada tahun 2009, film tersebut menghasilkan pembukaan yang solid, tetapi hampir tidak memecahkan rekor, yakni 77 juta dolar di box office domestik.

Namun film ini memiliki kaki-kaki yang tak tertandingi dan tetap menjadi daya tarik besar selama berbulan-bulan, ditambah lagi dengan pertunjukan 3D dan banyak yang penayangannya diperpanjang.

"Avatar" kemudian berada di urutan pertama dan mencetak rekor dengan berada di 10 besar box office selama tujuh minggu berturut-turut, hingga akhirnya mendapat 760 juta dolar di Amerika Utara.

David A. Gross, yang menjalankan firma konsultan film Franchise Entertainment Research, memprediksi bahwa "Avatar: The Way of Water" atau sekuelnya akan mendapat pembukaan yang besar.

Akan tetapi, untuk mengulangi kesuksesan pendahulunya atau setidaknya menghasilkan 1 miliar dolar secara global, sekuel tersebut perlu memperluas imajinasi penonton seperti yang dilakukan pada "Avatar.

"Berdasarkan materi awal dan trailer, terlihat menjanjikan," kata Gross.

"Avatar: The Way of Water" akan rilis pada Desember 2022.

Menyegarkan kembali ingatan terhadap film "Avatar"

Menyambut kehadiran "Avatar: The Way of Water" pada Desember, 20th Century Studio kembali bawa film "Avatar" yang ikonik ke layar bioskop mulai 23 September 2022 untuk menyegarkan ingatan para penggemar pada kisah epik 13 tahun lalu.

Pada tahun 2009, James Cameron memperkenalkan dunia yang benar-benar baru dan menakjubkan bernama Pandora. "Avatar" dinilai sebagai film yang unik dan berani, tidak hanya dari sisi cerita, namun juga dari teknologi-teknologi yang khusus diciptakan untuk film ini.

Berbeda dari film-film alien lainnya yang menggunakan tata rias dan efek spesial untuk para aktor bertransformasi menjadi ras humanoid, film ini menggunakan teknologi terdepan pada masanya.

Sebelum menyaksikan "Avatar: The Way of Water", penggemar bisa menyaksikan kembali "Avatar" asli dengan versi 4K High Dynamic Range di bioskop. Film ini juga memberikan kesempatan pada penggemar baru untuk mengenal cerita dan karakternya.

Jalan cerita

"Avatar" bercerita tentang perjuangan Jake Sully untuk menyelamatkan planet alien bernama Pandora yang dianggapnya sebagai rumah.

Berlatar belakang pada tahun 2154, di mana Bumi telah mengalami krisis energi, sebuah organisasi bernama Resources Development Administration (RDA) menambang mineral langka di planet Pandora selama tiga dekade.

Karena atmosfer di Pandora beracun, para ilmuwan organisasi tersebut menciptakan program "Avatar", di mana manusia menjadi "driver" dengan kesadaran mereka disambungkan ke tubuh biologis yang dikendalikan dari jarak jauh yang dapat bertahan hidup di udara planet Pandora yang mematikan.

Avatar-avatar ini adalah hasil rekayasa genetik dari DNA manusia dan penduduk asli Pandora, ras alien Na'Vi.

Jake yang awalnya bertugas sebagai negosiator dan mata-mata, malah memihak pada suku Na'Vi. Terlebih saat dia bertemu dengan Neytiri. Dia merasa suku Na'Vi adalah ras murni yang sangat baik.

Kekacauan pun dimulai ketika RDA bertekad mengeksploitasi dan menghancurkan rumah leluhur bangsa Na'Vi yang sudah ada sejak 10.000 tahun lalu. Jake mulai bimbang antara memilih pekerjaannya atau membela suku Na'Vi.

Karakter

Jake Sully, seorang mantan tentara marinir diperankan oleh Sam Worthington. Kedua kaki Jake lumpuh sehingga harus menggunakan kursi roda. Di Pandora, Jake seperti mendapatkan kembali kehidupannya yang hilang dengan tubuh Avatar barunya. Dia bisa melakukan berbagai petualangan baru yang diajarkan oleh suku Na'Vi.

Neytiri diperankan Zoe Zaldana merupakan seorang putri kepala suku Na'Vi. Dia menyelamatkan Jake dan mengajarinya berbagai hal serta cara hidup suku Na'Vi. Neytiri akhirnya jatuh cinta dan bertarung untuk melindungi Pohon Jiwa dari serangan RDA.

Kolonel Quaritch diperankan Stephen Lang merupakan pimpinan pasukan RDA yang tak kenal ampun. Dia bisa melakukan apa saja agar tujuannya tercapai.

Untuk melancarkan aksinya, Jake juga dibantu oleh orang-orang RDA yang baik seperti dokter Grace (Sigourney Weaver), Norm Spellman (Joel David Moore) dan Trudy Chacon (Michelle Rodriguez) seorang pilot pesawat tempur.

Teknologi terkini pada masanya

Cameron menggunakan teknologi motion graphic dan image-based facial performance capture, di mana para aktor menggunakan alat-alat dan kamera di tubuh mereka untuk menangkap emosi dan ekspresi, yang nantinya akan melalui proses digitalisasi dan ditampilkan melalui karakter bangsa Na'Vi.

Elemen teknologi dalam film "Avatar" ini memberikan pengaruh besar pada industri perfilman bertahun-tahun kemudian. Teknologi yang digunakan Cameron pada tahun 2009 pun masih sangat nyaman disaksikan pada hari ini.

Melalui karya epik tersebut, "Avatar" mengantongi sejumlah Piala Oscar yakni Film Terbaik, Sinematografi Terbaik, Desain Produksi, dan Efek Visual. Selain itu, film ini juga mendapat Piala Golden Globes pada kategori Film Terbaik Drama.

Kehadiran "Avatar" di bioskop diharapkan mampu membangkitkan kembali ingatan penggemar pada kisah seru rakyat Pandora dan menjadi film favorit baru bagi para penonton muda. Pada akhir film juga terdapat cuplikan "Avatar: The Way of Water" yang akan menuntun penggemar pada petualangan baru.***