Direktorat SMP Kemendikbudristek Dorong Pembelajaran Berdiferensiasi di Satuan Pendidikan

Direktorat SMP Kemendikbudristek Dorong Pembelajaran Berdiferensiasi di Satuan Pendidikan
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Pandemi covid-19 membuat learning loss di dunia pendidikan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan berbagai upaya untuk memulihkan pembelajaran salah satunya dengan meluncurkan Kurikulum Merdeka dan mengenalkan konsep pembelajaran berdiferensiasi.
 
Plt Direktur Sekolah Menengah Pertama, I Nyoman Rudi Kurniawan. menyampaikan strategi pemulihan pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi literasi numerasi. Kemendikbudristek merancang empat strategi pemulihan pembelajaran.
 
"Pertama melalui penyediaan SDM berkualitas, kedua melalui program Kampus Mengajar, ketiga melalui Platform Merdeka Mengajar, dan terakhir melalui optimalisasi peran UPT Kemendikbudristek di daerah,” kata Nyoman  dikutip dari laman Ditsmp, Kamis (3/11/2022).

Dosen Universitas Lambung Mangkurat Susanti Sufyadi menjelaskan prinsip utama dari pembelajaran berdiferensiasi. Dia menyebut pembelajaran berdiferensiasi selaras dengan prinsip equity.
 
"Kita tidak memberi hal yang sama kepada peserta didik. Karena kebutuhan peserta didik berbeda-beda. Karakternya juga berbeda-beda. Kalau pembelajaran kita samakan, itu artinya kita memaksakan suatu cara yang belum tentu cocok dengan peserta didik,” tutur Susanti.
 
Kepala SDN 02 Pancor Lombok Timur Rohimah Maliki menjabarkan aksi nyata pembelajaran berdiferensiasi di sekolahnya. Pihak sekolah fokus menciptakan kondisi  aman dan nyaman bagi peserta didik.
 
“Awalnya, kami menerapkan konsep pembelajaran berdiferensiasi karena adanya keterbatasan ruang kelas, sehingga kami kerap mengajak anak-anak belajar di luar kelas. Kemudian, kami juga melihat terdapat gaya belajar yang beragam dari peserta didik, sehingga tidak bisa kami samakan," kata dia
 
Dia menyebut pihaknya mencoba membuat merasa aman dan nyaman di mana pun siswa belajar. Pihaknya juga memberikan pendampingan bagi peserta didik sesuai dengan bakat dan minat mereka.
 
Kepala SMP Labschool Kebayoran, Yati Suwartini, turut berbagi aksi nyata pembelajaran berdiferensiasi di SMP Labschool Kebayoran. Yati menjelaskan strategi pembelajaran berdiferensiasi yang telah diterapkan.
 
“Strategi mendiferensiasi pembelajaran di sekolah kami dilakukan melalui diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk," kata Yati.
 
Dia menjelaskan diferensiasi konten disesuaikan dengan kesiapan belajar anak. Apabila anak membutuhkan bantuan lebih, guru sudah menyiapkan lembar kerja khusus.
 
Sementara itu, diferensiasi proses mengacu dari hasil asesmen. Guru akan menyiapkan bahan-bahan ajar sesuai dengan profil peserta didik. Sedangkan, diferensiasi produk dari hasil belajar.
 
Misalnya, guru sedang membahas mengenai teks prosedur. Anak yang suka mendesain bisa membuat prosedur dalam bentuk poster.
 
"Sedangkan anak yang suka memasak bisa membuat teks prosedurnya mengenai langkah-langkah memasak,” beber Yati.***