Disebut Diktator oleh PM Italia, Erdogan: Sangat Tidak Beradab!

Disebut Diktator oleh PM Italia, Erdogan: Sangat Tidak Beradab!
Lihat Foto

Westjavatoday - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tak terima disebut diktator oleh Perdana Menteri Italia Mario Draghi. Erdogan pada Rabu (14/4/2021) menyebut perilaku Draghi kurang ajar dan tidak hormat.

Seperti diketahui, Draghi menuding Erdogan ‘sang diktator’ karena telah mempermalukan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam kunjungan ke Ankara pekan lalu. Pada pertemuan tersebut, perempuan itu mengaku terkejut karena tidak disediakan kursi untuk duduk berdekatan dengan Erdogan, namun hanya disediakan sofa panjang yang jaraknya cukup jauh.

"Pernyataan yang dibuat oleh Perdana Menteri Italia sangat tidak beradab dan tidak hormat. Di saat kami berharap hubungan Turki-Italia bisa mencapai titik yang baik, dengan membuat pernyataan ini, pria bernama Draghi ini sayangnya merusak hubungan itu," kata Erdogan, dikutip Reuters, Kamis (15/4/2021).

“Anda (Draghi) bisa menjabat saat ini karena ditunjuk, Anda tidak dipilih. Untuk bisa membuat pernyataan seperti itu tentang Tayyip Erdogan, Anda harusnya mengetahui sejarah Anda sendiri. Tetapi, Anda tampaknya tidak demikian,” tambah Erdogan, menyinggung sosok diktator Italia Benito Mussolini.

Saat menyampaikan tanggapannya di sebuah acara di Ankara, Erdogan mengecam dan menyebut Draghi telah merusak hubungan antara Turki dan Italia. Erdogan mengatakan pria itu tidak memiliki legitimasi demokratis untuk melontarkan kritik semacam itu. 

Perlu diketahui, Draghi merupakan mantan presiden Bank Sentral Eropa yang ditunjuk oleh presiden Italia pada Februari lalu untuk memimpin pemerintahan baru, setelah koalisi sebelumnya runtuh di tengah pertikaian partai.

Komentar Draghi itu menimbulkan gesekan dalam hubungan antara sekutu NATO Turki dan Italia, yang dalam beberapa tahun terakhir berjalan baik. Kedua negara itu telah mengadakan pembicaraan yang membahas berbagai masalah mulai dari konflik di Libya, ketegangan di Mediterania timur, dan kerja sama pertahanan.***