Epidemiolog UI Sebut Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia Terjadi Desember 2021

Epidemiolog UI Sebut Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia Terjadi Desember 2021
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko memprediksi Indonesia bakal masuk puncak ketiga Covid-19 atau third wave pada Desember 2021.

Miko menjelaskan, prediksi itu bakal terjadi jika capaian vaksinasi Covid-19 tak sampai 50 persen pada akhir tahun 2021, ditambah dengan banyak pelonggaran aktivitas meski Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan.

"Saya perkirakan akan terjadi puncak ketiga itu kalau capaian vaksinasi tak sampai 50 persen dan banyak pelonggaran aktivitas seperti sekarang ini. Prediksi Desember-Januari itu kemungkinan puncak ketiganya," kata Miko kepada wartawan, Selasa (21/9/2021).

Menurut Miko, pelonggaran aktivitas saat PPKM diterapkan bakal jadi salah satu sebab puncak ketiga Covid-19 terjadi di Indonesia. Mobilitas orang bepergian akan meningkat, sehingga risiko penularan Covid-19 juga ikut meningkat.

Sementara mobilitas mulai bergerak, capaian vaksinasi belum juga mencapai 50 persen dari target sasaran. Diketahui sasaran vaksinasi Covid-19 mencapai 208.265.720 orang mencakup tenaga kesehatan, lansia, petugas publik, masyarakat rentan, masyarakat umum, dan anak usia 12-17 tahun.

Berdasarkan data Kemenkes per 20 September 2021, capaian dosis pertama vaksin Covid-19 baru 38,2 persen dan 21,7 persen untuk dosis kedua. Penguatan program vaksinasi baru-baru ini dilakukan untuk mengejar target minimum 50 persen sasaran sudah divaksinasi.

Namun Miko juga menegaskan tak hanya masalah vaksinasi Covid-19 yang bakal membuat RI kembali mengalami puncak. Puncak kasus juga ditengarai oleh lambatnya penelusuran kontak, dan rendahnya pengawasan saat pasien Covid-19 isolasi mandiri.

"Jadi ya memang bakal mengalami puncak lagi, kalau 3T lemah, vaksinasi enggak sampai 50 persen bakal lebih kecil, dan pembebasan aktivitas masyarakatnya keterlaluan," kata dia.

Waspada libur panjang
Selain tiga faktor di atas, Miko juga menyinggung soal kemungkinan kenaikan kasus karena libur hari raya keagamaan berdekatan dengan libur tahun baru. Sebab biasanya, kenaikan kasus Covid-19 di RI terjadi setelah melewati libur panjang yang mengakibatkan mobilitas orang meningkat.

Miko memprediksi bahkan jika capaian vaksinasi bisa sampai 50 persen, lonjakan kasus bisa tetap terjadi akibat libur panjang.

"Ada libur Natal dan tahun baru, ini juga harus jadi kewaspadaan bersama, kalau mobilitas tidak dibatasi, lonjakan kasus kemungkinan paling lambat bakal terjadi di Maret 2022," tuturnya.

Sebelumnya pemerintah mulai mewaspadai gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia. Kekhawatiran ini dikarenakan beberapa negara di dunia mulai mengalami lonjakan kasus saat Covid-19 di Indonesia mengalami tren perbaikan.

"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak third wave atau lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers, Selasa (14/9/2021).

Salah satu negara yang mengalami lonjakan kasus saat ini yaitu Singapura. Menkes Singapura, Ong Ye Kung bahkan meminta pasien Covid-19 yang masih muda dan sudah mendapatkan vaksin untuk isolasi di rumah karena Rumah Sakit hampir penuh.***