Hari Jadi Kabupaten Majalengka ke-532, Berikut Sejumlah Fakta Terkait Daerah Berjuluk 'Kota Angin' Ini

Hari Jadi Kabupaten Majalengka ke-532, Berikut Sejumlah Fakta Terkait Daerah Berjuluk 'Kota Angin' Ini
Lihat Foto

WJtoday, Majalengka - Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Majalengka jatuh pada 7 Juni setiap tahunnya. Daerah berjuluk 'Kota Angin' itu tahun ini menginjak usia 532 tahun.

Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-532 Kabupaten Majalengka, redaksi telah merangkum beberapa fakta tentang daerah yang terletak di sisi timur Provinsi Jawa Barat itu.

Julukan Majalengka

Di telinga masyarakat lokal bahkan dari luar daerah, sebutan 'Kota Angin' memang sangat melekat dengan Kabupaten Majalengka. Julukan ini disematkan karena angin di daerah tersebut dikenal sangat kencang.

Menurut Ketua Grumala (Gruop Madjalengka Baheula) sekaligus penikmat sejarah Majalengka, Nana Rohmana atau akrab disapa Naro, Majalengka dijuluki 'Kota Angin' mulai tren pada tahun 80-an. Meski begitu, tidak ada catatan sejarah pasti soal julukan tersebut.

"Sebetulnya ini mulai dikenal sejak tahun 1980. Kenapa dibilang 'Kota Angin' ya karena anginnya gede, bulan Juni-September itu anginnya gede di Majalengka," kata Naro.

"Kalau sejarah pastinya tidak ada karena di dalam lambang Majalengka sendiri saat ini tidak ada itu simbol angin di situ. Jadi nggak dibahas di penyusunan lambang Majalengka soal angin ini," ujar dia menambahkan.

Legenda Nyai Rambut Kasih

Selain julukan 'Kota Angin', Majalengka juga mempunyai cerita yang melegenda di telinga masyarakat, yakni tentang keberadaan sosok Nyi Ratu Rambut Kasih.

Secara turun-temurun cerita legenda tersebut sangat melekat khususnya bagi masyarakat sekitar. Meski sosoknya banyak diperdebatkan, namun kisah Nyi Ratu Rambut Kasih masih bertahan hingga saat ini.

Sosok Nyi Ratu Rambut Kasih dikisahkan memiliki rambut yang panjang dan berparas cantik. Konon di balik kecantikannya itu, ia memiliki ilmu spiritual yang tinggi sehingga sangat disegani.

Nyi Ratu Rambut Kasih merupakan seorang ratu dari Kerajaan Sindangkasih, Majalengka. Sosoknya dikenal seorang pemimpin yang mampu mensejahterakan rakyatnya dengan penuh kasih sayang.

Dalam kisahnya Nyi Ratu Rambut Kasih menghilang tanpa jejak. Ia disebut-sebut menghilang di sebuah patilasan yang berada di Dusun Leuwileunggik, Kelurahan Sindangkasih.

Dikatakan Naro, keberadaan Nyi Rambut Kasih sendiri, saat ini hanyalah sebuah kisah legenda belaka. Jika ingin membedah tentang kebenaran tentang keberadaan sosoknya, hal tersebut harus ditelusuri lebih dalam lagi.

"Nyi Rambut Kasih ini legenda yah, cerita rakyat yang secara turun-temurun sudah ada. Mungkin menurut saya tokoh ini ada, tapi ya kalau dikembangkan menjadi sejarah harus ditelurusi dulu," ucap Naro.

Seni Sampyong

Selain dikenal dengan julukan dan cerita legendanya, Majalengka juga dikenal dengan salah salah satu kesenian adu ketangkasan, yaitu seni Sampyong. Seni tradisional ini merupakan warisan leluhur Majalengka yang saat ini mulai jarang dijumpai seni pertunjukkannya.

Dalam pertunjukkannya, seni Sampyong diiringi dengan musik tradisional Sunda dan tarian khas pencak silat. Selain itu, rotan sepanjang sekitar 60 cm dijadikan alat utama untuk penampilan kesenian ini.

Rotan tersebut digunakan untuk saling memukul satu sama lain dengan penampil. Sasaran yang dipukul dalam pertunjukan Sampyong adalah bagian paha. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi kesenian Sampyong.

Pada pertunjukkan Sampyong dianjurkan satu lawan satu. Biasanya mereka saling bergantian dengan penampil lainnya.

Kesenian ini dulunya dikenal lebih ekstrim, tidak hanya menyasar pukulan bagian paha. Namun, dari ujung kaki hingga ke ujung kepala bebas dipukul oleh rotan dengan catatan menggunakan pengaman kepala yang disebut Balakutak.

Tenun Gadod

Tenun Gadod adalah salah satu dari beberapa kekayaan tradisional lainnya yang dimiliki Kabupaten Majalengka. Tenun Gadod yang merupakan kain dari Desa Nunuk Baru, Kecamatan Maja itu terbuat dari bahan kapas.

Proses pembuatan Tenun Gadod dari mulai pembuatan benang, pewarnaan hingga finishing masih menggunakan cara-cara tradisional. Dalam menghasilkan satu buah kain perajin membutuhkan waktu sekitar 7-10 hari.

Perajin Tenun Gadod ini hanya menyisakan satu orang di Jawa Barat, yakni Emak Maya. Namun, kurangnya perajin Tenun Gadod saat ini membuat kain tradisional ini terancam punah.

Tekstur pada Tenun Gadod ini lembut dan kuat. Menurut Siti Khodijah (21), keponakan Emak Maya, kain ini dikabarkan sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang.

"Tenun gadod sejarahnya sebenarnya tidak ada bukti tertulis cuma cerita turun menurun saja. Tapi tenun ini sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang," kata Siti.

Punya Bandara Terbesar ke 2 di Indonesia

Seiring berkembangnya zaman, Kabupaten Majalengka kini memiliki sebuah bandara yang dibanggakan khususnya masyarakat sekitar. Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati demikian nama bandara yang dioperasionalkan sekitar 24 Mei 2018 silam.

Bandara tersebut dikabarkan bandara terbesar ke 2 di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta. BIJB Kertajati memiliki luas lahan mencapai kurang lebih sekitar 1.800 hektare.

Bandara tersebut saat ini baru kembali melayani penerbangan jenis kargo. Pasalnya, penerbangan reguler terpaksa harus rehat sejenak karena dampak pandemi Covid-19.***