Hasil Riset, Vaksin Pfizer 80 Persen Efektif Cegah Varian Delta

Hasil Riset, Vaksin Pfizer 80 Persen Efektif Cegah Varian Delta
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Tjandra Yoga Aditama berpendapat vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini masih bisa digunakan untuk menangani varian-varian baru virus corona termasuk Delta. Meski efikasinya turun.

"Efikasi vaksin sekarang memang turun karena ada mutasi atau varian baru. Tetapi sejauh ini walaupun turun masih bisa dipakai untuk menangani varian-varian yang ada sampai saat ini terutama mencegah penyakit berat dan kematian," kata dia dikutip dari Antara, Rabu (15/9/2021).

Vaksin Pfizer-BioNTech misalnya. Analisis yang dilakukan Public Health England, seperti dikutip Healthline menunjukkan, vaksin ini kira-kira 80 persen efektif mencegah infeksi dari varian Delta.

Hasil ini didapat setelah para peneliti menganalisis 14.019 orang pasien dan 166 di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit wilayah Inggris.

Dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech sekitar 88 persen efektif melawan penyakit simtomatik dan 96 persen efektif mencegah pasien dengan varian Delta menjalani rawat inap.

Ia menjelaskan, sebuah studi laboratorium kecil yang dilakukan para peneliti New York memperlihatkan, vaksin berbasis mRNA yakni Pfizer dan Moderna efektif sekitar 94-95 persen efektif mencegah Covid-19 dengan varian Delta.

Sementara itu, untuk Sinovac, dua suntikan vaksin memberikan kemanjuran 59 persen terhadap varian Delta, 70,2 persen untuk Covid-19 kategori sedang dan 100 persen untuk kasus parah. Hal in merupakan sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Guangzhou.

Dalam studi itu, peneliti melibatkan 628 orang pasien termasuk 153 orang yang terkonfirmasi Covid-19 dengan varian Delta.

Menurut Tjandra yang pernah menjabat sebagai Direktur WHO Asia Tenggara itu, bila nantinya efikasi semakin turun maka upaya yang bisa dilakukan ialah modifikasi vaksin bukannya membuat vaksin baru.

"Kalau nanti turun lagi, maka bisa dilakukan modifikasi. Jadi tidak perlu bikin vaksin baru. Sekarang masih belum (turun). Jangan berpikir nanti kalau turun lagi kita harus memulai lagi, prosesnya menunggu setahun lagi baru ada vaksin. Modifikasi, cukup cepat 6-8 minggu," kata dia.***