Hasil Survei, Mayoritas Rakyat Brazil Dukung Pemakzulan Presiden Jair Bolsonaro

Hasil Survei, Mayoritas Rakyat Brazil Dukung Pemakzulan Presiden Jair Bolsonaro
Lihat Foto

WJtoday, Brazil - Mayoritas rakyat Brazil mengatakan mereka mendukung pemakzulan Presiden Jair Bolsonaro, menurut sebuah survei yang dirilis pada Sabtu, ketika presiden sayap kanan itu menghadapi sejumlah tuduhan korupsi dan tekanan yang meningkat karena penanganannya yang gagal atas krisis virus corona.

Survei Datafolha menunjukkan, 54 persen rakyat Brazil mendukung usulan majelis tingkat rendah Brazil untuk membuka proses pemakzulan terhadap Bolsonaro. Sementara responden yang menentang pemakzulan sebesar 42 persen.

Dalam survei terakhir Datafolha terkait isu ini, yang dirilis pada Mei, pendukung dan penentang pemakzulan pada dasarnya terikat.

Bolsonaro, seorang yang skeptis dengan Covid-19 meremehkan virus corona dengan menyebutnya ‘flu ringan’. Dia telah menghadapi tekanan selama berbulan-bulan termasuk unjuk rasa massal dan penyelidikan Senat ketika pandemi Covid-19 menghantam Brasil, menewaskan lebih dari 531.000 orang.

Selain dugaan korupsi di masa lalu, Bolsonaro dikritik karena dugaan penyimpangan dalam pengadaan vaksin.

Bulan lalu, penyelidik federal mengumumkan mereka membuka penyelidikan atas kontrak pemerintah senilai 1,6 juta reals Brazil atau sekitar USD 320 juta untuk pengadaan 20 juta dosis vaksin Covaxin buatan perusahaan farmasi India Bharat Biotech.

Baca Juga : Angka Kematian Covid-19 Capai 500 Ribu, Warga Brazil Tuntut Presiden Bolsonaro Mundur

Kantor kejaksaan (PGR) mengutip harga yang relatif tinggi, pembicaraan cepat dan persetujuan peraturan yang tertunda sebagai tanda bahaya untuk kontrak Bharat yang ditandatangani pada Februari, sebelum kesepakatan serupa dengan Pfizer Inc dan Johnson & Johnson.

Bolsonaro dituduh gagal mengambil “tindakan apa pun setelah diinformasi terkait adanya skema korupsi raksasa di Kementerian Kesehatan” – tuduhan yang dibantahnya.

Dalam wawancara radio pada Sabtu, Bolsonaro mengatakan dia mengambil tindakan setelah para pejabat menyampaikan perhatian mereka terkait kesepakatan Covaxin, namun tidak menjelaskan lebih jauh.

“Saya bertemu dengan 100 orang tiap bulan membahas berbagai topik,” jelasnya kepada Radio Gaucha di Brazil selatan.

“Saya mengambil tindakan dalam hal ini,” lanjutnya, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (11/7).

Skandal ini menambah tekanan pada Bolsonaro, yang diperkirakan akan menghadapi tantangan dari mantan pemimpin sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva dalam pemilu tahun depan.

Ribuan orang berunjuk rasa di seluruh Brazil akhir pekan lalu menuntut pengunduran diri Bolsonaro.

Dalam jajak pendapat Datafolha terpisah yang dirilis pada Kamis, 51 persen orang Brazil mengatakan mereka tidak menerima Bolsonaro, angka tertinggi sejak dia menjabat pada Januari 2019.***