IDAI Minta Pemerintah Evaluasi PTM 100 Persen

IDAI Minta Pemerintah Evaluasi PTM 100 Persen
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, mereka sudah bersurat dengan kementerian terkait kasus Covid-19 di Indonesia dan masalah pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. Permintaan tersebut seiring meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia.

IDAI menilai, ada hal-hal yang perlu dievaluasi dalam pelaksanaan PTM ini.

"Kami bersurat dengan kementerian terkait, bersama empat organisasi profesi lainnya IDAI, Perki, Perdatin, dan kami bersurat menyampaikan hal-hal perlu dievaluasi kembali terkait PTM ini," kata Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso, dalam agenda Media Briefing yang digelar secara daring, Sabtu (20/1/2022).

Kondisi PTM saat ini, kata Pimprim, sangat disayangkan karena hanya sejumlah sekolah yang ditutup ketika ada temuan kasus Covid-19 yang meningkat. Menurut Pimprim, PTM tak bisa dilakukan 100 persen.

“Mungkin opsi hybrid suatu pilihan yang terbaik agar kita bisa melindungi anak-anak kita," kata dia.

Menurut IDAI, siswa yang berada di usia Paud atau di bawah enam tahun dan belum divaksin, lebih baik tak mengikuti kegiatan PTM. 

"IDAI rekomendasinya adalah sekolah daring dulu," ujar Piprim.

Sebelumnya  Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga memberikan sejumlah rekomendasi untuk kegiatan sekolah tatap muka.

IDAI mengatakan rekomendasi ini penting dijalankan mengingat adanya potensi penyebaran Covid-19 varian Omicron yang lebih luas.

Basarah mengatakan IDAI merekomendasikan untuk membuka pembelajaran tatap muka, 100 persen guru dan petugas sekolah harus sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19. 

Anak yang dapat masuk sekolah adalah anak yang sudah diimunisasi Covid-19 lengkap 2 kali dan tanpa komorbid.

Sekolah, kata dia, harus mematuhi protokol kesehatan terutama, menggunakan masker, ketersediaan fasilitas cuci tangan, menjaga jarak, tidak makan bersama, menjaga sirkulasi udara tetap bagus dan adanya sistem penapisan aktif per hari untuk anak, guru, petugas sekolah dan keluarga yang memiliki gejala Covid-19.***