Iran Laporkan Federasi Sepak Bola AS ke FIFA, Buntut Hilangkan Kata 'Allah' dari Bendera

Iran Laporkan Federasi Sepak Bola AS ke FIFA, Buntut Hilangkan Kata 'Allah' dari Bendera
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Federasi Sepak Bola Amerika Serikat (United States Soccer Federation/USSF) dilaporkan Federasi Sepak Bola Iran (Iran Floorball Association/IFF) ke  Federasi Sepak Bola Internasional (Fédération Internationale de Football Association/FIFA) setelah USSF menghapus kata “Allah” dari bendera Iran dalam unggahan di media sosial menjelang pertandingan Piala Dunia 2022 kedua negara.

“Dalam tindakan yang tidak profesional, halaman Instagram federasi sepak bola AS menghapus simbol Allah dari bendera Iran,” sebut laporan itu. "Federasi Sepak Bola Iran [telah] mengirim surel dan meminta FIFA untuk mengeluarkan peringatan serius kepada federasi AS.” isi pernyataan IFF, dilansir dari Al Jazeera, Senin (28/11/2022), informasi itu dikonfirmasi oleh kantor berita IRNA.

FIFA belum mengeluarkan respons atau pun komentar terkait laporan itu. Sementara itu, tim nasional kedua negara akan berhadapan dalam pertandingan ketiga Grup B Piala Dunia 2022 pada Selasa waktu setempat.

Laga itu sendiri diprediksi akan berlangsung dengan tensi tinggi mengingat hubungan yang buruk antara Iran dan AS dalam beberapa dekade terakhir setelah memutuskan hubungan diplomatik pada 1980.

Sementara itu, USSF mengatakan penggunaan bendera tidak resmi Iran di akun media sosialnya merupakan bentuk dukungan bagi para perempuan di Iran “yang memperjuangkan hak asasi manusia” melalui serangkain protes yang masih terjadi hingga kini.

Bendera Republik Islam sendiri terdiri atas tiga garis horizontal berwarna merah, putih, dan hijau dengan tulisan “Allah” di tengahnya.

Namun, akun Twitter tim putra AS mengunggah informasi mengenai pertandingan di babak penyisihan grup dengan menghilangkan simbol “Allah” dari bendera Iran. Model bendera yang sama juga terlihat di unggahan Facebook dan Instagram.

Pada Minggu sore, bendera resmi Iran kemudian diunggah dalam post di Twitter.

“Kami ingin menunjukkan dukungan kami kepada para wanita di Iran dengan grafik kami selama 24 jam,” kata USSF.

Gelombang protes yang masih terjadi di Iran merupakan buntut dari tewasnya Mahsa Amini (22) ketika menjadi tahanan “polisi moral” Iran. Ia ditangkap karena dianggap menyalahi aturan penggunaan hijab pada pertengahan September lalu.***