Isu Perang Bintang dan Momentum Bersih-bersih di Tubuh Polri

Isu Perang Bintang dan Momentum Bersih-bersih di Tubuh Polri
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Kabareskrim Komjen Agus Andrianto diterpa isu tak sedap soal dugaan terima setoran Rp6 miliar dari pengusaha batubara ilegal di Kalimantan Timur, yang merupakan mantan anggota Polri bernama Ismail Bolong.

Pengakuan Ismail Bolong tentang setoran Rp 6 miliar kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto kembali viral, setelah muncul dalam persidangan kasus Irjen Ferdy Sambo dan Brigjen Hendra Kurniawan.

Beredarnya video Ismail Bolong itu pun disebut-sebut ada kaitannya dengan dugaan 'perang bintang' di Mabes Polri.

Sejak kasus pembunuhan yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo mengemuka dan jadi sorotan, entah sudah berapa polisi yang dicopot.

Bahkan, beberapa jenderal juga sudah dijatuhi sanksi hingga pemecatan.

Tak pelak, beredarnya video Ismail Bolong ini kembali dikaitkan dengan adanya isu saling serang antar kubu geng di Mabes Polri.

Meski Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah menegaskan agar jangan adalagi persoalan di dalam internal Polri, tapi faktanya dugaan 'perang bintang' ini masih ada dan terus mengemuka hingga proses persidangan Irjen Ferdy Sambo bergulir

Pengamat kepolisan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto menilai isu perang bintang di internal Polri bisa dijadikan momentum bagi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk bersih-bersih. 

Namun dia mengatakan, untuk melakukan hal tersebut diperlukan nyali yang besar.

"Ini momentum yang baik. Kalau Kapolri bisa ambil peluang, perang bintang buka-bukaan kartu truf itu bisa jadi pintu masuk bersih-bersih Polri," kata Bambang kepada wartawan, Senin (7/11/2022) malam.

Bambang menyebut perang bintang yang terjadi sebenarnya juga semakin mempermudah Kapolri dalam melakukan skrining  anggotanya. 

Sebab, menurutnya tanpa dilakukan penyelidikan para petinggi Polri tersebut sudah saling buka-bukaan soal boroknya.

"Tak perlu repot-repot melakukan penyelidikan, mereka sudah buka-bukaan sendiri. Tinggal Kapolri segera membersihkan semua yang terlibat dari tubuh Polri. Dan itu butuh keberanian," sebutnya.

Bambang sendiri meyakini Kapolri memiliki nyali untuk melakukan upaya bersih-bersih tersebut.

"Saya masih yakin, Jenderal Listyo Sigit dengan tongkat kewenanganya punya nyali untuk membereskan itu semua," ujar Bambang.

Isu perang bintang di Polri sempat dilontarkan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD. Dia menyebut para jenderal di Polri kekinian tengah saling buka boroknya.

Hal ini disampaikan Mahfud merespons munculnya sosok Ismail Bolong yang mengklaim ditekan eks Karopaminal Divisi Propam Polri, Hendra Kurniawan untuk membuat video pengakuan menjadi pengepul batu bara ilegal dan menyetorkan uang sebesar Rp6 miliar ke Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto.

"Isu perang bintang terus menyeruak. Dalam perang ini para petinggi yang sudah berpangkat bintang saling buka kartu," kata Mahfud kepada wartawan, Minggu (6/11). 

Mahfud mengatakan situasi itu harus segera diredam. Peredaman itu, bisa dilakukan pemerintah dengan mencari tahu akar masalahnya.

"Ini harus segera kita redam dengan mengukir akar masalahnya," ucapnya.

Dalam pandangan Ketua Indonesian Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, terungkapnya sejumlah kasus keteribatan petiggi Polri dalam kasus hitam, tak terlepas adanya perang bintang di tubuh Polri.

Adapun perang bintang yang dimaksud adalah upaya saling serang antara perwira tinggi (Pati) Polri yang berpangkat jenderal terkait dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan.

Menurut dia, di dalam Polri terdapat kubu-kubu atau faksi. Dan masing-masing kubu atau faksi tersebut memegang aib kubu yang lainnya.

Hal itu pula, menurut Sugeng, yang membuat dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan petinggi Polri tersebut tak kunjung terungkap.

"Kalau terkait dengan dugaan-dugaan pelanggaran dari kepolisian, para jenderal ini kalau mau dibongkar bukannya tidak bisa," kata Teguh dalam Diskusi Mengungkap Persekongkolan Tambang Polisi dengan Oligarki Tambang pada Kamis (3/11).

Dan menurut Sugeng, saling kunci antara perwira tinggi Polri tersebut juga terjadi dalam kasus pertambangan ilegal ini.

Anggota Komisi III DPR RI Santoso meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak berdiam diri menanggapi adanya video viral  Ismail Bolong tersebut.

Kendati video tersebut sudah dibantah, namun Santoso melihat ada ketidakberesan. 

Sebab dalam video tersebut Ismail Bolong menyeret nama Kabareskeim Komjen Agus Andrianto hingga Brigjen Hendra Kurniawan.

"Atas video Ismail Bolong yang menyatakan telah menyetor dana dari ilegal mining kepada Kabareskrim kemudian dibantah juga oleh yang bersangkutan dengan alasan bahwa pernyataan di video itu dibuat atas tekanan dari Brigjen Hendra Kurniawan menunjukan bahwa di tubuh korps baju cokelat memang tidak kompak sejak dulu," tutur Santoso kepada wartawan, Senin (7/11).

Karena itu, Santoso memandang perlu untuk Kapolri Listyo turun tangan mengusut apa yang terjadi.  ***