Jangan Mager, Bertebaranlah di Muka Bumi Mencari Karunia Allah

Jangan Mager, Bertebaranlah di Muka Bumi Mencari Karunia Allah
Lihat Foto

WJtoday , Bandung - Dalam Islam, kata “amal” bertebaran dalam al-Qur’an. Etos kerja menjadi hal kunci yang cukup mendapat banyak perhatian. Tak hanya kerja untuk kehidupan akhirat kelak, tapi juga kerja untuk keberlangsungan hidup di dunia. 

Islam melarang umatnya berpangku tangan atau menunggu belas kasihan orang, tapi menekankan pentingnya kerja keras dan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, umat Islam diarahkan oleh agamanya agar meningkatkan kualitas takwa dan keimanannya secara terus menerus dan berkesinambungan.

Kerja dalam Islam memiliki nilai tinggi dan mulia, yang merupakan dasar setiap kebesaran dan jalan menuju kesuksusesan. Dengan kerja, manusia akan hidup mulia, dapat merekayasa waktu guna mengembangkan kekayaan.

Bekerja adalah kewajiban bagi setiap muslim. Sebab dengan bekerja setiap muslim akan mengaktualisasikan kemuslimannya sebagai manusia, ciptaan Allah yang paling sempurna dan mulia di muka bumi ini. 

Jika setiap muslim bekerja yang baik untuk mengaktualisasikan kemuslimannya sebagai makhluk Allah maka ia sudah melakukan ibadah kepada-Nya. Karena setiap pekerjaan baik yang dilakukan muslim karena Allah, berarti ia sudah berjihad di jalan Allah.

Setiap manusia memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya melalui bekerja manusia akan berusaha memperoleh harta kekayaan. Karena tanpa berusaha manusia tidak akan mendapatkan apa-apa.

Dalam syari’at Islam, kekayaan Islam dipandang amat penting untuk dapat menjalankan ketentuan-ketentuannya, dan paling tidak ada dua rukun Islam yang mensyaratkan kemampuan ekonomi yang cukup, yaitu untuk melaksanakan kewajiban zakat dan haji.

Allah SWT berfirman, yang artinya:
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105).

Islam mengajarkan agar umatnya memiliki etos kerja yang sangat kuat dengan senantiasa menciptakan produktifitas dan progresifitas di berbagai bidang dalam kehidupan. Istilah yang dipakai dalam al-Qur’an dan hadits untuk bekerja adalah ‘amal'.

Kata ‘amal mengandung pengertian segala sesuatu yang diperbuat atau dikerjakan seseorang, apakah itu khairon atau shalihan (baik) maupun syarron atau suan (buruk, jahat). Kata shalih adalah prediket dari amal atau kualitas kerja (kerja, usaha yang berkualitas). 

Oleh sebab itu kerja adalah amal, dan Islam mengarahkan setiap orang untuk berbuat atau melakukan amal (kerja) yang berkualitas (shalih). Islam memandang pekerjaan adalah sebuah amal yang positif. 

Manusia diperintahkan Allah untuk mencari rezeki bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan tetapi al-Qur’an memerintahkan untuk mencari apa yang diistilahkan fadhl Allah, yang secara harfiah berarti kelebihan yang bersumber dari Allah. 

Salah satu ayat menunjuk masalah ini adalah ayat alQur’an surat al-Jumu’ah ayat 10, yang artinya:
Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” 

Etos kerja Islam menurut merupakan karakter dan kebiasaan manusia dengan kerja, terpancar dari sistem keimanan/aqidah Islam yang merupakan sikap hidup mendasar terhadapnya. 

Etos kerja Islam adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh kemampuan, pikiran, dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia.

Setiap muslim sudah seharusnya mampu menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khairul ummah) atau dengan kata lain dapat juga kita katakan hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya. 

Etos kerja Islami adalah akhlak dalam bekerja sesuai dengan nilai-nilai Islam sehingga dalam melaksanakannya tidak perlu lagi dipikir-pikir karena jiwanya sudah menyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. ***