Jokowi Perintahkan Kepala Daerah tak ada Kerumunan pada Libur Natal dan Tahun Baru

Jokowi Perintahkan Kepala Daerah tak ada Kerumunan pada Libur Natal dan Tahun Baru
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan kepada para kepala daerah se-Indonesia secara virtual pada Senin (25/10) untuk mengelola dan mengatur libur Natal dan tahun baru yang berpotensi menimbulkan peningkatan kerumunan dan mobilitas masyarakat seperti mudik.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 setelah libur Natal dan tahun baru. Berkaca pada pengalaman tersebut, Jokowi meminta tidak ada kerumunan pada malam pergantian tahun dan libur Natal.

"Saya minta betul-betul agar dikelola, diatur, sehingga Natal dan tahun baru ini berjalan dengan tidak ada kerumunan," katanya saat memberikan pengarahan kepada para kepala daerah se-Indonesia secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta dikutip dalam keterangan pers, Selasa (26/10).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga memerintahkan agar mereka merancang dengan baik sesuai kondisi masyarakat. Tidak lupa tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Saya harapkan semuanya dirancang, direncanakan secara detail sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, menghargai norma-norma yang ada. Tetapi sekali lagi, tetap sesuai dengan protokol kesehatan dengan gas dan rem yang dinamis, selalu waspada, siap siaga, cepat bertindak, itu yang terus harus kita jaga," ujarnya.

Berdasarkan hasil survei ada 19,9 juta orang yang berniat mudik pada momen libur tersebut. Menurut Jokowi, jumlah yang tidak sedikit tersebut harus diantisipasi oleh semua provinsi, kabupaten, dan kota.

"Inilah yang harus kita antisipasi, semua provinsi, semua kabupaten dan kota harus mengingatkan warganya agar Natal dan tahun baru ini lebih baik tidak bepergian ke mana-mana," ungkap Jokowi.

Sebab itu, dia meminta kepada seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) memiliki peranan yang sangat penting dalam menyosialisasikan hal tersebut. Terutama, untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang ketiga yang tidak diharapkan.

"Kita harapkan Natal dan tahun baru bisa kita kelola dengan baik, karena hampir semua epidemiolog takut bahwa yang memicu gelombang ketiga nanti ada di Natal dan tahun baru," tutupnya. ***