Jokowi Tanggapi Soal Reshuffle Kabinet di Rabu Pon

Jokowi Tanggapi Soal Reshuffle Kabinet di Rabu Pon
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo menjawab pertanyaan jurnalis tentang kemungkinan reshuffle ata perombakan kabinet dilakukan Rabu (1/2).

Awalnya wartawan menyampaikan kepada Jokowi bahwa Rabu pekan depan merupakan Rabu Pon. Rabu Pon seringkali dijadikan momentum oleh Jokowi untuk melakukan perombakan kabinetnya.

Wartawan bertanya, apakah Presiden akan melakukan perombakan kabinet pada Rabu Pon itu.

“Masa (pekan depan Rabu Pon)? Rabu Pon, benar? Ya nanti tunggu saja,” jawab Jokowi usai menghadiri acara "Kick-Off" Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu.

Isu reshuffle kabinet mencuat beberapa pekan belakangan, terlebih setelah muncul isu kerenggangan hubungan antara Jokowi dengan Partai NasDem.

Sebelumnya, Jokowi memanggil dan bertemu Ketua Umum NasDem Surya Paloh di Istana Kepresidenan Jakarta pada pekan lalu. Wartawan lalu bertanya, apa isi pertemuan Jokowi dengan Paloh.

“Pertemuannya biasa-biasa saja,” jawab Jokowi.

Saat ditanya apakah pertemuannya dengan Paloh membahas perombakan kabinet, Jokowi menjawab, “Mau tahu saja.”

Sejak menjabat pada 2014 lalu, Jokowi memang selalu menjadikan hari Rabu Pon sebagai waktu untuk mengumumkan kebijakan reshuffle. Jokowi pertama kali melakukan reshuffle pada Rabu, 12 Agustus 2015. Ditelisik dalam kalender Jawa, tanggal tersebut jatuh pada Rabu Pon. Hal yang sama dilakukan Jokowi pada reshuffle kabinet berikutnya.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan perombakan kabinet merupakan kewenangan dari Presiden Jokowi, selaku orang nomor satu di Indonesia.

Soal tanggal 1 Februari yang bertepatan dengan Rabu Pon, Hasto meminta agar publik menunggu keputusan presiden.

"Kalau reshuffle, kan, hanya bisa terjadi atas kehendak Bapak Presiden dan itu kewenangan Bapak Presiden," kata Hasto di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/1).

PDIP sendiri, lanjut Hasto, telah memberikan masukan soal hal tersebut. Namun, ia enggan membeberkan nama yang disetorkan oleh partainya ke Jokowi.

"Tentu saja sebagai partai kami memberikan masukan, tapi terkait dengan nama, ada aspek-aspek teknis, ini menyangkut masa depan seseorang. Kami mohon maaf tidak bisa menyampaikan," ucapnya.***