Kabur! Sopir Bus Kecelakaan di Ciamis Diburu Polisi

Kabur! Sopir Bus Kecelakaan di Ciamis Diburu Polisi
Lihat Foto

WJtoday, Ciamis - Sopir bus pariwisata yang kecelakaan saat membawa peziarah di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, diketahui menghilang. Saat ini, aparat kepolisian sedang melakukan pencarian.

Kepala Satuan Lalulintas Polres Ciamis, AKP Zainul Arifin mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima Polisi, sopir bus pariwisata itu sempat dibawa ke Puskesmas Panjalu, Ciamis setelah terjadinya kecelakaan.

"Setelah sempat dibawa ke Puskesmas Panjalu, sopir ini kemudian dirujuk ke RSUD Ciamis. Di (RSUD) Ciamis, setelah kami telusuri ternyata tidak ada," kata Zainul dikutip Senin (23/5/2022).

Meski sopir bus pariwisata masih belum ditemukan, Polisi sudah mengamankan kernet bus. 

"(Sopirnya) sampai saat ini belum ditemukan," ungkapnya.

Zainul menjelaskan, saat ini pihaknya masih melakukan olah tempat kejadian perkara bus pariwisata di Kabupaten Ciamis. Olah tempat kejadian perkara dilakukan bersama petugas dari Kepolisian Daerah Jawa Barat, Dinas Perhubungan, dan Kementerian Perhubungan.

Dengan masih dilakukannya olah tempat kejadian perkara, menurutnya, pihaknya belum bisa memastikan penyebab dari kecelakaan. "Kami belum menemukan kesimpulan penyebab kecelakaan. Masih belum selesai," ucapnya.

Saat ini, menurut Zainul, korban luka dalam kecelakaan itu sebagian masih ada yang dirawat, namun kebanyakan sudah kembali. Dia memastikan tidak ada korban yang mengalami luka berat akibat kecelakaan.

Hingga saat ini, belum ada tersangka dalam peristiwa kecelakaan tersebut. 

"Kami akan ungkap secepatnya setelah kami kumpulkan data-data dan bukti yang cukup," ucapnya.

Kecelakaan Bus di Ciamis yang Tewaskan Peziarah Asal Sukamulya Tangerang

Sebagian korban kecelakaan bus di Ciamis, Jawa Barat, pada Sabtu (21/5/2022), berasal dari Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang, Banten.

Mereka yang berasal dari Kecamatan Sukamulya merupakan peziarah yang seharusnya mengunjungi sejumlah tempat di Jawa Barat menggunakan bus pariwisata.

Namun, karena kecelakaan tersebut, satu peziarah dari Kecamatan Sukamulya meninggal dunia dan belasan korban luka-luka.

Korban meninggal dunia

Warga Kecamatan Sukamulya yang meninggal dunia dalam kecelakaan itu adalah Sri Mulyani (45).

Rizki Maulana (25), putra Sri, mengatakan bahwa ibunya dimakamkan sekitar pukul 11.00 WIB pada Minggu (22/5/2022).

"Dimakamkan di Pemakaman Kampung Rizal, Sukamulya, dekat dari sini. Jam 11.00 dimakamkannya," kata Rizki ditemui di rumah duka, Kecamatan Sukamulya, Minggu kemarin.

Rizki menuturkan bahwa ibu dan neneknya (ibu dari Sri) berangkat ziarah bersama dengan rombongan dari kediaman mereka, Sabtu dini hari.

Menurut dia, ibu dan neneknya hendak berziarah ke sejumlah daerah seperti Cirebon dan Panjalu, Jawa Barat.

Ibunda dan neneknya berada dalam bus yang berbeda. Neneknya naik kendaraan yang tidak mengalami kecelakaan lalu lintas.

"Tapi mereka beda kendaraan. Dua rombongan (dua bus) kan, yang satu jatuh, yang satunya kan enggak," tutur Rizki.

Ibu dan neneknya memang tergabung dalam pengajian majelis taklim setempat.

Anak korban meninggal lihat ibunya tergeletak di foto

Rizki mengaku mengetahui informasi kecelakaan bus yang ditumpangi ibunya dari tetangga.

Katanya, ia mendapat kabar dari tetangga soal kecelakaan tersebut pada Sabtu sekitar pukul 18.00 WIB.

"Saya enggak langsung tahu kecelakaannya gitu. Habis shalat maghrib, tetangga bilang, 'Coba tuh cek mama kamu, soalnya ada yang ziarah terus kecelakaan'," papar dia.

Seketika, Rizki pun melihat kabar yang dimaksud oleh tetangganya. Ia melihat kabar tersebut di sebuah grup WhatsApp warga setempat yang mengikuti pengajian.

Di grup tersebut, Rizki mengaku melihat foto yang menunjukkan ibunya sudah tergeletak.

"Saya cek, ditelusuri, lalu saya lihat fotonya, orang-orang pada kecelakaan, ibu saya sudah tergeletak," tuturnya.

Detik-detik kecelakaan

Di lokasi yang sama, Agus Sukamto (51) yang merupakan korban luka-luka menceritakan kronologi kecelakaan yang dialami rombongannya.

Agus menceritakan, kecelakaan lalu lintas itu bermula saat rombongannya hendak menuju ke Pamijahan dari Panjalu.

"Itu waktu dari arah Panjalu, pas kami mau turun ke Pamijahan," tutur Agus.

Dalam rombongan tersebut, Agus membawa istri, kedua anaknya, dan salah satu mertuanya, yang duduk di barisan kedua bus tersebut.

Untuk menuju tempat berziarah, bus yang ditumpangi Agus dan rombongan harus melewati jalan menurun yang cukup curam, yakni Jalan Raya Payungsari.

Menurut Agus, kecuraman jalan tersebut sekitar 35 derajat.

"Tidak terlalu curam, mungkin hanya 35 derajat, cuma kanan-kiri itu jurang. Kondisi kecil jalan di situ, tidak lebar," kata Agus.

Di jalan tersebut, Agus mengungkapkan bahwa sang sopir tiba-tiba panik sembari mengucapkan takbir. Sopir tak bisa mengendalikan bus tersebut.

"Itu pada saat turunan itu, udah teriak Allahu Akbar dia. Dianya, sopirnya. Iya, (sopir) enggak bisa mengendalikan (bus)," ungkap Agus.

Mengetahui bahwa kendaraan tersebut bakal mengalami kecelakaan, Agus langsung menundukkan kepala sembari berdoa. Tabrakan pun terjadi.

Agus mengaku terluka di bagian wajah dan kepalanya karena terkena batu dan pecahan-pecahan kaca. Istri, dua anak, dan mertuanya pun mengalami luka-luka.

Baru dievakuasi usai 2 jam

Setelah mengalami kecelakaan tersebut, kata Agus, para korban tidak langsung dievakuasi. Mereka menunggu hingga dua jam setelah kejadian.

"Ada mungkin satu-dua jam setelah kejadian (baru dievakuasi)," papar Agus.

Menurut Agus, saat dievakuasi pihak berwajib, para korban terluka dan korban meninggal sudah keluar dari bus.

"Ya setelah kosong penumpang itu, baru mereka datang," ungkapnya.

Agus berujar, pihak yang berperan banyak membantu mengevakuasi para korban adalah pihak desa dan masyarakat setempat.

Tokoh masyarakat juga turut berperan usai kecelakaan itu terjadi.

Sopir diduga lalai

Dalam kesempatan itu, Agus menyebutkan bahwa kendaraan yang mengangkut mereka mestinya mampu melalui jalur terjal di Jawa Barat.

Hal itu diketahui berdasarkan pernyataan sopir sendiri.

"Sebenarnya saya juga sudah ingatkan juga ke sopir, 'Pak sopir gimana terkait kendaraan?'. Kata sopir, 'Alhamdulilah, Pak, bisa ini'," sebut Agus.

Karena itu, Agus menduga kecelakaan tersebut bukan disebabkan rem blong. Jika rem blong, kata Agus, sopir bakal menyadari hal tersebut begitu memasuki jalanan yang menurun.

Namun, sebelum kejadian, perjalanan mereka masih lancar saat mulai melintasi jalan menurun.

Di tengah perjalanan melintasi jalan menurun, Agus menduga, sopir salah memindahkan persneling ke dua atau tiga sehingga laju bus tak bisa ditahan.

Sopir kemudian tiba-tiba panik dan berteriak "Allahu Akbar". Mobil yang ditumpangi puluhan peziarah itu pun mengalami kecelakaan.

"Ini mungkin mengalami error pada saat pemindahan gigi kendaraan itu. Kemungkinan pada saat itu berada di gigi dua atau tiga," tutur Agus.

Agus juga menyinggung soal keberadaan sopir bus yang hingga kini belum diketahui.

"Sekarang sopir kendaraan belum ketahuan dia posisi di mana," ucap Agus.

Terkait dugaan kecelakaan disebabkan kelalaian sopir, Kapolres Ciamis AKBP Tony Prasetyo Yudhankoro mengatakan akan menyelidikinya lebih lanjut.

"Kami mohon waktu dan sabar," kata Tony di lokasi kecelakaan, Minggu.

Tony berujar, pihaknya telah berkoordinasi dengan perusahaan bus terkait keberadaan sopir bus tersebut.

Pihak perusahaan, kata Tony, siap membantu dan menjamin agar sopir dibawa ke kantor polisi.

"Kami sudah deteksi keberadaan sopir," kata Tony.

Terkait dugaan sopir kabur sesaat setelah kejadian, Tony mengatakan juga akan menyelidikinya lebih lanjut.

Namun, berdasarkan komunikasi antara pihak perusahaan dan sopir, Tony menuturkan, sopir meninggalkan TKP karena khawatir akan diamuk massa.***