Kader GMNI Harus Mampu Menjawab Tantangan Zaman

Kader GMNI Harus Mampu Menjawab Tantangan Zaman
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Tahun 2021 melaksanakan Kongres ke IV yang mengusung tema “Nasionalisme Menjawab Tantangan Zaman”.

Hadir pada acara tersebut Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Bedi Budiman yang mengapresiasi Kongres tersebut karena mengusung tema tersebut.

“Karena setiap generasi memiliki tantangan zamannya tersendiri, kondisi saat ini berbeda dengan dahulu, begitupun dimasa mendatang." ujar Bedi, usai mengikuti Pembukaan Kongres IV PA GMNI di Bandung, Senin, (6/12/2021).

Menurut Bedi, ajaran Bung Karno mengenai Marhaenisme adalah nyawa dari GMNI dan itu masih relevan hingga saat ini.

Oleh karena itu anggota GMNI, kader ataupun alumni harus dapat mengimplementasikannya pada masyarakat, namun dibumbui dengan modernisasi dan situasi saat ini dan tidak lupa dibarengi dengan mentalitas yang tangguh

“Substansi dari ajaran Bung Karno tetap relevan, karena ia memuat Nilai Dasar dari bentuk tatanan masyarakat yang adil, bebas dari eksploitasi atau penghisapan." sebutnya.

Untuk itu menuutnya,  kader GMNI baik yang masih mahasiswa maupun alumni dengan berprofesi dimanapun, bisa mengimplementasikan nilai-nilai tersebut di masyarakat mulai dari penguasaan konsepsi-konsepsi (pemikiran Bung Karno), pemahaman akan situasi kekinian, kecermatan dalam berstrategi, dan mental yang tangguh dan amanah.

“Keterpaduan ini mutlak diperlukan, supaya tidak terjebak dalam jargonisme,” tegas Bedi.

Bedi pun sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang dalam sambutannya mengatakan kader GMNI harus bisa menghadirkan gagasan-gagasan inovatif berkarakter Pancasila guna menghadapi tantangan di masa pandemi revolusi industri 4.0.

Pasalnya, Bung Karno pun terkenal dengan pemikirannya yang out of the box, melebihi zamannya.

“Jadi kader GMNI dituntut kecerdasan untuk mengkaji persoalan yang ada, karena Bung Karno pun pemikirannya kala itu tergolong out the box, dengan menghadirkan gagasan nasionalisme/paham kebangsaan Indonesia. Dalam skala lebih luas, bahkan bung Karno berkontribusi dalam membentuk tatanan perdamaian dunia dengan perhelatan KAA 1955 dan GNB 1961,” papar Bedi.

Apalagi, arus globalisasi sangat pesat dengan beragam teknologi yang semakin berkembang. Maka itu, kader GMNI harus berpikir visioner dan progresif yang sesuai dengan konteks zamannya

“Oleh karena itu, kita harus bisa menjalankan pemikiran-pemikiran yang dicetuskan beliau (Bung Karno) ditengah kehidupan yang jauh lebih kompleks dibanding masa lalu,” pungkasnya.  ***