Kasus Covid-19 Melonjak, Aturan di Arab Saudi Kembali Diperketat

Kasus Covid-19 Melonjak, Aturan di Arab Saudi Kembali Diperketat
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Kasus Covid-19 di Arab Saudi lagi-lagi melonjak. Akibatnya, Pemerintah setempat memutuskan untuk kembali menerapkan sejumlah aturan pembatasan bagi warganya.

Kabar ini disampaikan oleh Pelaksana Fungsi Sosial, Penerangan, dan Budaya KBRI Riyadh, Meugah Suriyan. Menurut Meugah, sejak Jumat (24/12) lalu, saf di masjid diminta kembali direnggangkan.

“Ya, Pemerintah Saudi sudah mengambil langkah-langkah pengetatan kembali protokol kesehatan, meskipun belum sampai lockdown. Yang terlihat, mulai Jumat (24/12) lalu saf-saf di masjid yang tadinya sudah boleh agak rapat, sekarang sudah diminta untuk renggang kembali seperti pada saat puncak pandemi,” ungkap Meugah, Rabu (29/12/2021).

Sebelumnya, mulai Oktober lalu, Arab Saudi melakukan pelonggaran seperti saf salat tidak lagi rapat. Aturan saf ini dikhususkan untuk dua masjid suci (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi), tapi sejumlah masjid di luar itu ikut merapatkan saf.

Menteri Urusan Islam kala itu meminta agar masjid-masjid selain dua masjid suci itu tetap menerapkan saf renggang karena untuk masuk masjid tersebut tidak memakai aplikasi Tawakkalna sebagaimana di dua masjid suci.

Pembatasan lainnya yang dilonggarkan pada bulan Oktober seperti pencabutan aturan wajib masker di ruang terbuka dan jarak sosial. Ini menyusul kasus Covid-19 yang saat itu mengalami penurunan.

Pengetatan Mulai Kamis Besok

Namun, dengan adanya lonjakan kasus bulan ini, aturan pembatasan tersebut kembali berlaku.

Saudi Gazette melansir, mulai Kamis (30/12/2021), Kementerian Kesehatan Arab Saudi kembali mewajibkan masker dan jaga jarak fisik di seluruh tempat dan kegiatan publik. Aturan ini akan berlaku efektif pada pukul 7 pagi waktu setempat.

Tidak disebutkan apakah penerapan jaga jarak itu juga berlaku untuk Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Situasi Covid-19 di Arab Saudi

Pada Selasa (28/12), Arab Saudi mencatat kasus baru sebanyak 602 infeksi dan 1 kasus kematian akibat Covid-19.

Ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan, mengingat pada awal Desember, kasus harian di Saudi hanya berkisar 50-an kasus.

Tren kasus di Arab Saudi melesat tinggi. Dalam sepekan terakhir (22-28 Desember), total kasus mencapai 2.711. Sedangkan sepekan sebelumnya (15-21 Desember), total kasus hanya 841 infeksi. Berarti, terjadi tren peningkatan hingga 222%.

Namun, angka kematian masih cenderung rendah. Dalam sepekan terakhir, jumlah pasien meninggal dunia mencapai 8 orang, sedangkan sepekan sebelumnya ada 9 orang. Angka kematian kasus (case fatality rate) di negara ini mencapai 1,61%.

Pada akhir tahun ini, Meugah mengatakan cukup banyak acara di Saudi yang melibatkan keramaian. Ditambah, pada pertengahan Desember, festival musik Soundstorm yang dihadiri ratusan ribu orang diselenggarakan di Riyadh. Hal ini kemungkinan menjadi faktor lonjakan kasus.

“Saat ini, Pemerintah Saudi sedang berusaha mempercepat pemberian booster vaksin untuk mencegah angka Covid semakin meningkat tak terkendali,” ucap Meugah.

Merespons lonjakan kasus ini, KBRI Riyadh telah meminta WNI di Arab Saudi untuk terus menjaga diri dan protokol kesehatan.

“[WNI] diminta ikut memantau kondisi WNI/PMI (Pekerja Migran Indonesia) di sekeliling mereka, untuk dilaporkan ke KBRI sekiranya ada yang terpapar,” ucap Meugah.

Bahkan, para WNI yang hendak kembali ke Indonesia juga diimbau untuk tidak pulang dulu ke Tanah Air, kecuali bagi mereka yang memang harus pulang karena kontraknya sudah habis di Saudi.

“Namun, untuk yang cuti, dalam pantauan kami banyak yang menunda [pulang ke Indonesia], terutama karena ada kewajiban karantina 10 hari di Indonesia,” tutupnya.

Kini, total kasus Covid-19 di Arab Saudi mencapai 553.921 infeksi dan 8.873 kematian.***