Kemendikbud Harus Cermat Pilih Jasa Influencer Jangan Hanya Lihat Jumlah Followers

Kemendikbud Harus Cermat Pilih Jasa Influencer Jangan Hanya Lihat Jumlah Followers
Lihat Foto
Wjtoday,  Jakarta -  Penggunaan jasa influencer baik itu selebgram maupun YouTuber oleh pemerintah ini tengah ramai dibicarakan oleh publik setelah Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis data bahwa pemerintah pusat menggelontorkan dana sebesar Rp 90,45 miliar untuk jasa influencer. Kemendikbud sendiri juga membuat paket pengadaan jasa influencer sebanyak 22 paket dengan total nilai Rp1,6 miliar.

Menanggapi hal tersebut Anggota Komisi X DPR, Ferdianysah menilai tidak ada yang salah jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggunakan influencer untuk menyampaikan dan menyosialisasikan kebijakan pendidikan. Namun, perlu diperhatikan dengan cermat kemampuan serta kapasitas influencer yang bersangkutan dalam memahami isu pendidikan.

“Perlu kita cermati, bukan saja followers, subscribers, atau siapa follower-nya. Tapi influencer ini sendiri ngerti enggak dunia pendidikan ?” kata Ferdiansyah dalam Webinar Peran Influencer dalam Kebijakan Pendidikan, Sabtu, 29 Agustus 2020.

Hal itu, kata Ferdiansyah, merupakan kekhawatiran yang muncul dari keputusan penggunaan influencer di dunia pendidikan ini. Karena influencer juga harus memahami isu pendidikan dan bisa menjawab pertanyaan masyarakat, terkait isu yang disampaikan.

“Kekhawatiran kami ketika ada pertanyaan. Ini menjadi pertanyaan, influencer dan buzzer ini ngerti enggak?” ujarnya.

Praktisi Komunikasi, Sisi Suhardjo mengatakan, pertimbangan tersebut menjadi penting bagi Kemendikbud untuk cermat memilih influencer yang tidak hanya sekadar memiliki pengaruh, namun juga memang sudah akrab dengan isu-isu pendidikan.

“Mereka juga yang sangat passionate, dan punya position bagaimana mendukung pendidikan di Indonesia. Banyak sekali sekarang influencer yang profesinya dari ibu rumah tangga, pendidik, banyak sekali,” ungkapnya. ***