Kemendikbudristek Catat 80 Persen Sekolah di Indonesia Sudah Terapkan Kurikulum Merdeka
WJtoday, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat sebanyak 80 persen sekolah di Indonesia sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Sekolah-sekolah ini, menurut Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Zulfikri Anas, telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran.
Menurut Zulfikri, jenjang SMA sederajat merupakan jenjang yang paling banyak menerapkan Kurikulum Merdeka.
"Secara total hampir 80 persen. Bahkan kalau kita lihat per jenjang, untuk di sekolah SMA SMK sudah mendekati 90 persen," ujar Zulfikri, melalui keterangannya, dikutip Kamis (24/8/2023).
Penerapan Kurikulum
Penerapan Kurikulum Merdeka yang masih rendah, kata Zulfikri, terdapat pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Zukfikri menduga sekolah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka karena kurangnya sosialisasi.
"Cuma di PKBM yang rendah jumlahnya, tapi kalau rata-rata 80 persen di Indonesia dan seluruh Indonesia dan itu berdasarkan pilihan mereka," tutur Zulfikri.
Dirinya mengatakan masih terdapat sekolah yang belum menyadari bahwa perubahan kurikulum ini bukan sekadar perubahan nama.
Kurikulum Merdeka, menurut Zulfikri, adalah perubahan iklim pembelajaran atau transformasi pembelajaran yang lebih bersahabat dengan anak.
"Lebih dekat dengan anak, sehingga mengubah kebiasaan selama ini yang terfokus dengan materi kurikulum, sekarang berfokus ke anak," pungkas Zulfikri.
Baca Juga : Mengenal Kurikulum Merdeka, Ini Perbedaannya dengan Kurikulum 2013
Seperti diketahui, Kurikulum Merdeka diluncurkan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam kebijakan Merdeka Belajar Episode Kelima Belas pada Februari 2022 lalu.
Saat itu, Nadiem memastikan tidak ada pemaksaan dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka telah mulai digunakan pada tahun ajaran 2022/2023 di jenjang pendidikan usia dini, dasar dan menengah. ***