Kenaikan Harga Kedelai dan Keluh Kesah Pengrajin Tahu Tempe

Kenaikan Harga Kedelai dan Keluh Kesah Pengrajin Tahu Tempe
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Kenaikan harga bahan baku tahu tempe membuat perajin tahu tempe di Kota Bandung, Jawa Barat, harus memutar otak agar produksinya tetap berjalan. Mereka berharap pemerintah bisa menstabilkan harga kedelai supaya mereka tidak merugi.

Salah satu perajin industri rumahan di kawasan Cibuntu, Kota Bandung, Dadang (45), terpaksa mengurangi ukuran ketimbang menaikkan harga tahu tempe ke konsumen. Dia mengatakan, harga kedelai saat ini sudah tembus di kisaran Rp11.000 per kg. Kenaikan bahan baku tersebut membuat harga tahu menjadi Rp60 ribu per papan.

"Jadi otomatis kita harus tambah modal. Kalau biasa beli kedelai 5 kuintal dulu itu Rp5 juta, sekarang jadi 5,5 juta," katanya, Rabu (26/5/2021).

Dadang menuturkan, kenaikan harga kedelai sudah terjadi sejak sebelum Ramadan. Ia pun terpaksa menyiasati ukuran tahu diperkecil agar tetap terjangkau di tangan konsumen. 

"Kalau saya belum bisa menaikkan harga. Melihat situasi bahan baku tahu dan tempe paling diperkecil ukurannya," katanya.

Menurut dia, usahanya semakin terpukul karena kenaikan harga kedelai tak diikuti dengan kenaikan harga tahu dan tempe di pasar. Atas kenaikan harga kedelai ini, perajin tahu tempe di Kota Bandung mengancam menghentikan produksi tahu secara serentak pada 28 hingga 30 Mei 2021.

Mengetahui adanya rencana mogok produksi itu, Dadang memilih untuk tetap berproduksi walau dengan mengurangi ukuran tahu dan tempenya.

"Kalau mogok kasihan juga para pedagangnya. Kalau saya sih menyiasatinya dengan cara mengecilkan tahu dan tempenya, memang walau dikecilkan juga harga produksinya tidak begitu jauh, tapi ya bertahan saja lah," kata Dadang.

Baca Juga : Harga Kedelai Mahal, Perajin Tahu di Bandung Ancam Mogok Massal 28 hingga 30 Mei 2021

Kenaikan harga bahan baku tahu tempe juga dikeluhkan Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Bandung Asep Nurdin. 

"Yang pertama kita sangat menyesalkan terjadi kenaikan, karena kenaikan ini berpatokan pada kenaikan harga kedelai di Amerika saat ini," ujarnya.

Asep mengatakan, pihaknya bersama Gapoktindo sudah mendesak agar Kementerian Perdagangan RI bergerak dengan memanggil importir. Salah satu permintaannya agar harga kedelai tidak lebih dari Rp10.500.

Tak hanya itu, pihaknya juga telah mem agar produsen tahu tempe untuk menaikkan harga jual maksimal 30 persen atau disesuaikan dengan kondisi.

"Pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan juga akan mengumumkan perihal hal ini dalam waktu dekat," katanya.

Ia mengatakan, Kopti Bandung tidak menganjurkan dan tidak melarang bila ada produsen tahu tempe yang secara individu melakukan mogok produksi.

"Kalau kita tidak menganjurkan dan tidak meminta kalau misal berhenti, kasihan produsen yang kecil-kecil. Kalau ada yang mau berhenti silakan berhenti, memang ada rencana dari beberapa kawan yang mau berhenti pada tanggal 28-30 Mei," katanya.***(agn)