KLB Pembajakan Ikatan Alumni ITB

KLB Pembajakan Ikatan Alumni ITB
Lihat Foto

WJtoday, Bandung  - Hari Minggu, tanggal 11 April 2021, seluruh alumni ITB heboh di guncangkan oleh sebuah BOM Teroris Kongres Luar Biasa (KLB) Abal-abal. Penulis sengaja mengambil perumpamaan teroris, karena yang mengadakan acara, mengambil angka 11, persis seperti angka 11 September 2001 meledaknya menara WTC di Amerika Serikat oleh Teroris. 

Dan perbuatan teror ini, dari waktu ke waktu merebak, bukan sekedar Bom abal-abal saja, akan tetapi melebar ke Kongres Luar Biasa ( *KLB* ) abal-abal, dari partai hingga Perguruan Tinggi sekelas ITB, yang mengatasnamakan Intelektual, na'if dan memalukan sekali, dan mau tidak mau harus di terima dan di sikapi dengan sebaik-baiknya oleh seluruh alumni ITB khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya. 

Kedaulatan Ikatan Alumni ITB sesuai AD/ART untuk pemilihan Ketua Umumnya sudah barangtentu ada pada anggota, dalam hal ini seluruh alumni ITB yang mencapai jumlah puluhan ribu, bahkan mencapai ratusan ribu. Bagaimana bisa di bajak oleh peserta KLB abal-abal, yang hanya berjumlah 33 orang; Sembilan orang di hotel Homan dan 24 orang di zoom meeting, kalau ada kesalahan angka dari pengamatan penulis, yah mungkin kurang lebih sama saja jumlahnya tetap abal-abal, lebih abal-abal dari KLB abal-abalnya partai, kira-kira begitulah kondisinya.

Setiap pembajakan, sudah barangtentu adalah kejahatan yang sangat biadab dan pelakunya harus di hukum seberat-beratnya, demikian yang terjadi di wilayah hukum terorisme, namun entah pembajakan terhadap alumni ITB, yang sudah siap-siap sampai di tujuan untuk melakukan pemilu 16-17 april 2021, apakah pembajakan ini bisa di pidanakan atau tidak ? PR bagi semua alumni ITB, untuk sekali-kali membuka KUHAP, bukan sekedar mempelajari teori Newton dan Einstein saja.

Dari sejak lulus tahun 1996, penulis adalah alumni biasa dan bukan pengurus Ikatan Alumni ITB, penulis alumni Teknik Arsitektur  angkatan 1990. Dengan status sebagai alumni ini, jelas penulis merasa di bajak, hak pilihnya oleh yang mengatasnamakan KLB ITB abal-abal, karena dari setiap pemilihan ke pemilihan Ketua Umum IA ITB, lancar-lancar saja, tidak terjadi pembajakan seperti sekarang ini, ada KLB segala ? Hal ini sangat memalukan, karena ITB bukan partai politik.

Alasan dari pelaksanaan KLB abal-abal di hotel Homan Bandung itupun, alasannya di cari-cari dan abal-abal. Karena alasannya abal-abal otomatis pelaksanaannya abal-abal, dan hasilnya pun sudah barangtentu abal-abal juga. Karena kalau memang benar, IA ITB 2017-2021 pimpinan Ketua Umum Ridwan Jamaludin dan Sekjend Gembong Primajaya tidak sah, hanya karena tidak melaporkan kepada Menkumham, mengapa mengadakan KLB hanya lima hari sebelum pelaksanaan kongres, yang sudah ditata dengan rapih. Hal ini jelas perbuatan tidak fair.

Delapan Calon yang akan dipilih oleh seluruh alumni ITB pada 16-17 April 2021, semuanya mempunyai kredibilitas yang sangat baik, dan sudah di perhitungkan segala halnya secara matang oleh panitia pemilu IA ITB

Akhmad Syarbini alumni Geodesi 86 ITB, seandainya mau jadi Ketua Umum IA ITB, kenapa tidak daftar maju secara kesatria di Kongres yang legal dan sah, sebagai calon yang ke sembilan. 

Sangat memprihatinkan terjadinya kongres abal-abal ini, karena ITB sebagai institusi pendidikan yang menjadi orientasi pendidikan Teknologi paling baik di negeri ini, membuat ovonturier politis yang tidak terpuji.

Biarlah kongres abal-abal berlalu, sesuai peribahasa; Anjing menggonggong Kafilah Berlalu. Bagi kita semua alumni ITB sebaiknya tetap konsentrasi mendukung PEMILU ITB, pada 16-17 April 2021, seperti biasanya kita semua alumni ITB siap menang dan siap kalah, saya pribadi mendukung Gembong Primajaya, mudah-mudahan saja terpilih. Aamiin YRA. ***

Penulis: Ir. Dony Mulyana Kurnia (DMK) - alumni Teknik Arsitektur ITB.