Kritik Jokowi Milik Parpol Bukan Milik Rakyat Twitter BEM UI Diretas, Ini Kata Rocky Gerung

Kritik Jokowi Milik Parpol Bukan Milik Rakyat Twitter BEM UI Diretas, Ini Kata Rocky Gerung
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengaku akun Twitternya diretas. BEM UI menyatakan peretasan terjadi setelah melontarkan kritik berjudul Jokowi Milik Parpol, Bukan Milik Rakyat.

"Semua perangkat yang login twitter resmi BEM UI tiba-tiba ter-logout semalam dan hingga kini kami masih berkutat di proses masuk," ujar Ketua BEM UI Melki Sedek Huang kepada wartawan, Senin (22/5).

Melki menyebut, peretasan terjadi sejak kemarin malam, setelah kritik dibuat.

"Kami BEM UI sekali lagi menegaskan, upaya pembungkaman apapun terhadap kami, tidak akan membuat kami menjadi takut dan terdiam," jelasnya.

Atas dasar itu, Melki mengingatkan kepada publik apabila menerima informasi mencurigakan dari akun BEM UI agar dihiraukan atau dikonfirmasi terlebih dahulu.

Kritik yang berujung peretasan memang Kerap terjadi,dampak tersebut dinilai sebagai respon yang tidak bijak dan terus berulang dilakukan oleh penguasa. Pengamat Politik Rocky Gerung ikut buka suara.

Jadi reaksi kekuasaan masih sama, berupaya untuk menghalangi. Padahal buat apa menghalangi Twitter atau sosial media mereka, toh setiap saat mereka bisa ubah strateginya,” ujar  Rocky Gerung dikutip dalam wawancara bersama jurnalis senior Hersubeno Arief, di kanal Youtube FNN, Selasa (23/5).

Mantan dosen filsafat UI ini menilai, politik Indonesia tidak mungkin dilepaskan dari gerakan mahasiswa. Sehingga, kritik yang disampaikan BEM UI mengenai tindak tanduk Jokowi mengendorse capres, adalah sesuatu yang wajar.

“Beberapa watu lalu dianggap gerakan mahasiswa sudah lemah. Saya katakan tidak mungkin, karena ada masa transisi mewariskan gerakan-gerakan mahasiswa, bahkan ke mahasiswa baru,” tuturnya.

Rocky mengatakan sudah mengendus adanya gerakan anak muda melalui senat-senat kampus di banyak daerah di Indonesia, mengingat iklim politik jelang Pemilu 2024 semakin kencang.

“Itu untuk memanfaatkan momentum. Mereka mengharapkan ada pikiran yang memungkinkan mereka merasa berguna di politik hari ini, bukan berguna untuk dirinya, tapi berguna untuk melakukan perubahan,” kata Rocky.

“Jadi mahasiswa hari ini berpikiran, kalau kritik Jokowi itu gampang saja, seperti satire. Tapi mereka ingin menitipkan atau menguji gagasan mereka itu kepada capres-capres yang beredar itu, baik Anies mapun Ganjar,” sambungnya.

Maka dari itu, Rocky menganggap percuma jika rezim masih menggunakan cara peretasan untuk membungkam kritik yang disampaikan oleh para mahasiswa.

BEM UI kemarin memang melontarkan kritik kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena dianggap tidak netral dalam menghadapi Pemilu 2024. Contoh sikap tidak netral itu yakni memberikan dukungan kepada salah satu bakal calon presiden (Bacapres) dan menggunakan fasilitas negara demi kepentingan partai politik.

BEM UI menilai, Jokowi seharusnya mengutamakan pelayanan kepada rakyat. Fasilitas negara pun dipakai untuk kepentingan bangsa.

"Apabila dibiarkan terus-menerus, presiden hanya akan menjadi petugas partai, bukan menjadi pelayan rakyat," tulis BEM UI.***