Kritik Keras dan Ajakan Tolak Program Nyamuk Wolbachia

Kritik Keras dan Ajakan Tolak Program Nyamuk Wolbachia
Lihat Foto

WJToday, Bandung - Program nyamuk berwolbachia yang diinisiasi oleh World Mosquito Program (WMP) tengah mendapat sorotan oleh berbagai pihak beberapa waktu belakangan.

Jagad media sosial sedang ramai dengan adanya ajakan penolakan pelepasan nyamuk wolbachia.

Kekhawatiran dampak nyamuk ber-wolbachia berimbas terhadap ditundanya pelepasan tersebut di Denpasar, Bali yang rencananya disebar pada Senin (13/11/2023).

Peneliti senior Prof. Richard Claproth geram terkait adanya program sebaran telur nyamuk wolbachia di wilayah Indonesia.

Dalam video singkat yang berdurasi 2 menit 2 detik, dengan gamblang Richard menjelaskan seharusnya para Gubernur, Kapolda, dan pejabat publik yang menjadi wilayah penyebaran telur-telur nyamuk Wolbachia itu menolak program tersebut.

Penyebaran telur nyamuk wolbachia diklaim pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) ampuh menangani kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dengan keras, Richard menegaskan, hal ini seharusnya tidak terjadi karena rakyat seakan dijadikan percobaan atau eksperimen. Padahal, sejatinya, pemerintah harusnya melindungi rakyatnya.

“Gubernur dan Kapolda harus menyatakan sikap (untuk program) nyamuk-nyamuk. Bikin pengumuman sekarang,” tegas Prof Richard, Jakarta, dikutip Sabtu (18/11/2023).

Masih menurut Richard, dalam mengambil keputusan soal penyebaran nyamuk ini, seharusnya pemangku kepentingan berkonsultasi dengan ahli yang mengerti di bidangnya. Sehingga, lanjutnya, rakyat Indonesia tidak menjadi bahan percobaan.

“Pejabat negara, dia punya kewajiban untuk melindungi rakyatnya, kalau dia enggak ngerti teknologi, dia kiranya dia enggak bisa baca kalau enggak ngerti, tanya sama ahlinya, jangan mengizinkan,” paparnya.

Prof Richard sangat marah melihat program tersebut karena akan berpengaruh pada masa depan anak bangsa.

“Ini keadaan kita genting banget. Anak-anak saudara nanti kakinya akan ada filariasis. Filariasis kaki gajah, Kepalanya akan mikro hidrosefalus buat ibu-ibu yang hamil. Karena semua program dari World Mosquito Program mengatakan baik, baik, tapi saya simposium saya lihat betapa buruknya program ini,” paparnya

Sementara itu eks Menkes Siti Fadilah Supari juga bereaksi keras dan  mempertanyakan penyebaran jutaan nyamuk wolbachia untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD).

Menurut Siti, upaya itu dinilai mengusik kedaulatan bangsa Indonesia lantaran belum tahu bagaimana dampak penyebaran wolbachia ke depannya.

Siti Fadilah mengungkapkan bahwa dirinya sempat didatangi beberapa ahli nyamuk yang mempertanyakan apakah sudah mengetahui efek jangka panjangnya.

“Hal tersebut dikarenakan jika mengutak-utik gen, maka dampaknya baru dapat diketahui dalam jangka waktu yang lama bahkan mencapai 10 tahun yang akan datang,” tambah Siti Fadilah.

Menurut Siti Fadilah, para ahli ekologi mengatakan jika nyamuk tersebut diciptakan merupakan bagian dari rantai ekologi yang telah berlangsung di dunia dan merupakan bagian dari keseimbangan alam,” tambahnya.

“Meskipun ini program dunia, namun salah satu negara yang awalnya ikut serta akhirnya mengundurkan diri, yaitu Singapura,” jelasnya di akun TikTok@sitifadilah.***

Bali Menunda Sebaran Nyamuk Wolbachia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengonfirmasi pelepasan jentik nyamuk Aedes Aegypti mengandung Wolbachia di Bali ditunda. Kebijakan itu diambil menyusul sikap sejumlah masyarakat setempat yang belum siap dengan program tersebut.

"Sekarang sedang kita bahas dengan Pemerintah Provinsi Bali untuk menunda dulu pelepasan Wolbachia, dan melakukan sosialisasi sampai masyarakat siap," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (17/11/2023).

Nadia menjelaskan inovasi Wolbachia merupakan strategi baru untuk mengatasi penularan kasus dengue di Indonesia, melengkapi intervensi yang kini berjalan berupa pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Nadia mengatakan Provinsi Bali menjadi salah satu wilayah uji coba penerapan inovasi nyamuk Aedes Aegypti mengandung Wolbachia melalui kerja sama dengan World Mosquito Program (WMP).

Sementara itu, uji coba pelepasan nyamuk wolbachia melalui Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan proyek percontohan (pilot project) Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue yang dilakukan di lima kota, yaitu Semarang, Bandung, Jakarta Barat, Bontang, dan Kupang.