Maret 2023, Pulau Jawa Mulai Transisi dari Musim Hujan ke Kemarau

Maret 2023, Pulau Jawa Mulai Transisi dari Musim Hujan ke Kemarau
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan beberapa wilayah Indonesia, salah satunya Pulau Jawa akan mulai transisi musim hujan ke kemarau pada Maret hingga Mei 2023.

Selain Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara juga akan mengalami hal yang sama.

"Pada bulan Maret-April-Mei 2023 ini beberapa wilayah di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau," ungkap Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan dikutip dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (29/1/2023). 

Sementara itu hingga enam bulan ke depan, BMKG memprediksi curah hujan bulanan akan didominasi oleh kategori normal. Meskipun, secara volume curah hujan bulanan tahun 2023 ini relatif menurun dibandingkan curah hujan bulanan selama tiga tahun terakhir.

Adapun curah hujan bulanan kategori di atas normal berpeluang terjadi di Sumatra bagian utara, Kalimantan bagian timur dan utara pada Februari dan Maret 2023, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara pada Februari 2023 dan Papua bagian tengah dan selatan pada Juni 2023.

Sedangkan curah hujan kategori bawah normal berpeluang terjadi di sebagian Sumatra bagian tengah, sebagian Kalimantan bagian tengah, sebagian Sulawesi bagian tengah dan sebagian kecil Papua pada Februari-Maret 2023 dan sebagian besar Sumatera dan Jawa pada Mei dan Juni 2023.

Pada periode peralihan musim ini, Dodo meminta agar Pemerintah Daerah dan masyarakat perlu mewaspadai kemunculan fenomena cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin puting beliung, petir, dan angin kencang. 

Menurutnya, meskipun periodenya singkat namun tidak jarang memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

"Kewaspadaan yang lebih tinggi perlu dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau yang diprediksikan lebih kering atau dengan jumlah curah hujan yang lebih rendah dibandingkan pada 3 tahun belakangan karena kondisi La Nina yang telah netral atau bahkan berubah menjadi El Nino lemah," pungkasnya. ***