Menag Sebut Masih Normal Meski Harga Daging Sapi Sentuh Rp 124.000 per Kilogram

Menag Sebut Masih Normal Meski Harga Daging Sapi Sentuh Rp 124.000 per Kilogram
Lihat Foto

Wjtoday, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menilai harga daging sapi segar yang kini sudah menyentuh harga Rp 124.000 per kilogram masih terbilang normal. 

Terlebih, dengan kondisi pandemi Covid-19 saat permintaan daging sapi segar dari industri maupun masyarakat berkurang.

Menurut Lutfi, harga daging sapi segar ini juga masih terkendali, setelah stok mulai kembali terpenuhi. Stok daging sapi itu, lanjutnya, disumbang dari sapi lokal yang menggantikan kekurangan daging sapi Australia.

"Karena harganya tetap terkendali itu. Yang pertama adalah masuknya hari ke pasar sapi lokal kepada pasar di dalam negeri ini. Jadi meng-compensate dari kekurangan ekspor dari Australia yang harganya tinggi," ucap lutfi dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (16/4/2021)ia.

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan dua sebab akibat  tingginya harga daging sampai di pasar. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga daging sapi berada di level Rp 124,2 ribu per kg.

Angka tersebut mengalami peningkatan sekitar Rp 1.800 per kg jika dibandingkan dengan posisi 15 Maret 2021 yang berada di level Rp 122,4 ribu per kg. Jika dibandingkan dengan pekan lalu, maka ada kenaikan Rp 2.000 per kg dari Rp 122 ribu per kg.

Lutfi mengatakan masalah tingginya harga daging sapi di Indonesia karena banyaknya daging yang berada dari Australia. Dia mencatat, sekitar 52% total ekspor Australia adalah sapi.

"Hari ini Australia mengalami gangguan ekspor untuk sapi, karena terjadi kebakaran dahsyat tahun 2019 yang menyebabkan runtuhnya struktur persapian Australia," kata Lutfi 

Kebakaran membuat harga daging hidup baik, dari yang awal diperkirakan US$ 2,8 menjadi US$ 4,8 atau setara dengan Rp 51 ribu. Harga tersebut, dikatakan Lutfi belum termasuk biaya penggemukan hingga pemotongan hingga menjadi karkas. Menurut Lutfi, harga menjadi karkas sudah mendekati Rp 100 ribu.

"Nah karena mendekati 100 ribu dengan value chain dari perdagangan, hari ini harga sapi itu sebenarnya mestinya lebih tinggi dari yang kita lihat di pasar. Karena harganya yang terkendali saya melihat dua sebab akibat yang terjadi," katanya.

Dua sebab akibat yang dimaksud, kata Lufti, pertama adalah kurangnya pasokan sapi dari Australia ditutup oleh sapi lokal. Kedua, rendahnya permintaan daging sapi di sektor Horeka membuat harganya meningkat dan itu merupakan hal yang wajar.

"Ini horeka atau hotel restoran dan katering itu tidak ada, jadi demand-nya melemah itu lho. Jadi saya melihat bahwa harga hari ini harga sapi hari ini yang Rp124.000 itu normal dan baik gitu loh," ujar Lutfi.***