Mengenal Sidiandryl Diphenhydramine, Cairan yang Diduga Disuntikan Mantri Serang

Mengenal Sidiandryl Diphenhydramine, Cairan yang Diduga Disuntikan Mantri Serang
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Kematian Salamunasir, Kepala Desa Curuggoong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, bikin geger. Salamunasir meninggal dunia usai disuntik mantri berinisial S menggunakan cairan Sidiandryl Diphenhydramine.

S menyuntikkan cairan tersebut pada bagian kiri punggung Salamunasir, hingga membuat korban tak sadarkan diri. Aksi itu dilakukan S usai cekcok dengan korban di kediaman korban.

Suntik Sidiadryl Diphenhydramine adalah obat dengan fungsi utama untuk mengatasi gejala alergi, seperti gatal-gatal, hidung tersumbat, mata berair, dan bersin-bersin. Selain itu, dokter juga kerap meresepkan obat ini untuk mengatasi gejala flu, demam, dan insomnia.

Suntik ini bekerja dengan cara mengurangi efek histamin di dalam tubuh. Histamin adalah zat yang melepaskannya dari tubuh sebagai respon terhadap alergen atau zat asing lainnya. Histamin ini dapat menyebabkan gejala alergi seperti gatal-gatal, bengkak, dan ruam pada kulit.

Zat Aktif Sidiadryl Diphenhydramine

Zullies menuturkan obat merek Sidiadryl Diphenhydramine mengandung zat aktif diphenhydramine hydrochloride. Obat ini diinjeksikan karena orang tidak dapat mengonsumsi obat ini melalui mulut.

Cara Kerja Obat

Cara kerja obat yang mengandung diphenhydramine hydrochloride dengan menghalangi kerja histamin atau senyawa yang dapat menimbulkan gejala alergi.

Biasanya, dosis yang digunakan sekitar 10 hingga 50 mg/hari, maksimal 400 mg/hari.

Efek samping usai mendapatkan suntikan dari obat ini adalah mengantuk, pusing, koordinasi terganggu, dada terasa sesak, dan jantung berdebar. Bisa juga gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, gangguan darah, gangguan saluran kemih, dan timbul reaksi alergi.

Bisakah Menyebabkan Kematian?

Zullies mengungkapkan Siadadryl Diphenhydramine memang obat keras. Namun, tidak berbahaya jika digunakan sesuai dosis.

"Itu obat sebenarnya bukan obat berbahaya jika digunakan sesuai indikasinya," kata Zullies.

Namun, jika berlebiha atau over dosis bisa jadi membahayakan nyawa.

"Kalau overdosis ya bisa bahaya. Jika tujuannya membunuh ya mungkin saja disuntikkan tidak sesuai aturan dosisnya," sambung Zullies.***