Minyak Goreng Langka di Kabupaten Bandung karena Keterlambatan Suplai

Minyak Goreng Langka di Kabupaten Bandung karena Keterlambatan Suplai
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menyebut salah satu penyebab minyak goreng mengalami kelangkaan yakni karena keterlambatan suplai ke toko-toko ritel maupun ke pasar tradisional.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Dicky Anugrah mengatakan di Jawa Barat hanya ada sebanyak 18 penyuplai minyak goreng, namun dari jumlah tersebut, tidak ada yang memasok ke wilayah Kabupaten Bandung.

"Dari 18 penyuplai di Jawa Barat itu, khusus di Kabupaten Bandung tidak ada identitas penyuplai untuk pasokan ke Kabupaten Bandung, jadi penyuplai-penyuplai yang ada hanya di Kota Bandung," kata Dicky di Bandung, Kamis (24/2/2022).

Dicky meneybutkan di Kota Bandung, terdapat 12 penyuplai ritel minyak goreng, Kota Cimahi ada dua penyuplai, dan Bandung Barat ada satu penyuplai.

Sehingga, pasokan untuk Kabupaten Bandung dikirim dari penyuplai yang ada di kota-kota tersebut. Selain itu, dia mengatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan penyuplai yang ada di Bekasi.

Baca juga: Ombudsman Jabar Masih Temukan Kelangkaan Minyak Goreng

Dia mengutarakan pula, penyebab lain kelangkaan minyak goreng di Kabupaten Bandung yakni disebabkan kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi berdasarkan jumlah populasi. Akibatnya, kata dia, minyak goreng sempat terjadi kekosongan di pasaran.

"Sempat terjadi keresahan di masyarakat. Minyak goreng ini sudah murah, konsumsi minyak goreng sangat tinggi. Akhirnya, kebutuhan pasokannya bertambah," katanya.

Dia mengungkapkan, guna memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Bandung, pihaknya bekerjasama dengan Sub Drive Bulog Bandung untuk melaksanakan operasi pasar minyak goreng kemasan satu liter di seluruh 31 kecamatan.

"Nantinya ada di tujuh titik pendistribusian, yaitu berdasarkan daerah pembangunan untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat. Karena kalau kita lakukan pendistribusian secara antrian akan menjadi sebuah persoalan di masa pandemi Covid-19," tandasnya.  ***