Nadiem: Prioritas Kemendikbud Mengembalikan Anak Belajar ke Sekolah dengan Aman

Nadiem: Prioritas Kemendikbud Mengembalikan Anak Belajar ke Sekolah dengan Aman
Lihat Foto
WJtoday, Jakarta - Menteri Pendidkan  dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengakui, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak efektif. Namun saat pandemi Corona Covid-19 seperti saat ini, sekolah tatap muka sebagian tidak bisa dilakukan.

Kegiatan belajar mengajar atau KBM di sekolah secara tatap muka dinilai rawan penularan, baik oleh siswa, maupun guru, dan orangtua.
 Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih dianggap sebagai alternatif untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran para peserta didik selama masa pandemi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim menyatakan, bahwa prioritas utama pihaknya dalam dunia pendidikan saat ini adalah bagaimana mengembalikan peserta didik kembali ke sekolah dengan aman.

"Saya sudah menyebut ini beberapa kali bahwa prioritas di Kemendikbud adalah untuk bisa mengembalikan anak ke sekolah dengan cara yang paling aman," tegas Nadiem saat Rapat Koordinasi bersama sejumlah Kepala Daerah pada Rabu (2/9/2020).

Nadiem menepis anggapan bahwa prioritas pendidikan saat ini adalah untuk terus melakukan pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Ia menilai selama ini PJJ dianggap kurang ideal.

"Jadi prioritas kami itu bukan untuk melanjutkan PJJ dan sampai selama-lamanya, itu sama sekali tidak benar. Prioritas nomor satu adalah bagaimana mengembalikan anak ke sekolah tatap muka seaman mungkin," jelas Nadiem.

Nadiem menegaskan karena kondisi kesehatan yang belum pasti, maka saat ini Kemendikbud terus menyusun langkah untuk mengoptimalkan PJJ.

"Namun karena kondisi kesehatan yang masih tidak jelas ke mana arah penyebaran Covid-19, sangat dinamis situasinya. Kita harus mengantisipasi dan merencanakan untuk bagaimana kita bisa mengoptimalkan PJJ di masa ini," terang Nadiem.

Pihaknya terus mengupayakan agar pembelajaran tatap muka bisa segera terwujud secara aman. Kemendikbud akan terus berkoordinasi dengan para kepala daerah di seluruh Indonesia. Nadiem pun mengakui tak menginginkan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh.

"Walaupun kita tidak menginginkan PJJ karena tidak ideal dan optimal di dunia, tidak hanya Indonesia. Namun, di situasi pandemi, itu adalah realita dunia kita dan kita harus bisa melindungi anak-anak kita," Ujarnya.

Untuk itu, kata Nadiem, ada dua prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19.

Pertama, lanjut Nadiem, kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.

Lalu kedua, tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi Covid-19.

"Ini dua-duanya penting. Tidak bisa kita hanya memikirkan kebijakan dari satu dimensi saja. Di satu sisi ada risiko penyebaran Covid-19, di satu sisi lagi ada risiko generasi hilang terutama bagi anak-anak di jenjang lebih muda," pungkasnya.***