PBB Didorong Gelar Pertemuan Dewan Keamanan, Buntut Kunjungan Menteri Israel ke Mesjid Al-Aqsa

PBB Didorong Gelar Pertemuan Dewan Keamanan, Buntut Kunjungan Menteri Israel ke Mesjid Al-Aqsa
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - UNI Emirat Arab (UEA) dan Tiongkok menyerukan pertemuan Dewan Keamanan PBB setelah Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa. Tindakan Ben-Gvir itu mendapatkan kecaman secara luas.

“Dewan diperkirakan akan bersidang pada Kamis,” kata para diplomat pada Selasa (3/1) malam sebagaimana dilansir Aljazeera. 

Tindakan Ben-Gvir menuai kecaman keras di seluruh dunia. Bahkan Mesir, Yordania, Arab Saudi, Turki, dan UEA bergabung dengan Palestina dalam mengutuknya. 

Kepemimpinan Palestina menyebut intrusi itu sebagai provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Kementerian luar negeri Palestina mengutuk keras penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh menteri ekstremis Ben-Gvir dan memandangnya sebagai provokasi yang belum pernah terjadi dan eskalasi konflik yang berbahaya.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menuduh Ben-Gvir melakukan perjalanan itu merupakan upaya untuk mengubah tempat suci itu menjadi kuil Yahudi sebagai tujuan banyak orang di sayap kanan Israel

Hamas, kelompok yang memerintah Jalur Gaza yang terkepung, memperingatkan bahwa langkah Ben-Gvir sama dengan melintasi garis merah. 

Militer Israel mengatakan roket ditembakkan dari Gaza pada Selasa malam, tetapi jatuh di wilayah Palestina
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan pada Selasa malam yang mengklaim bahwa dia berkomitmen untuk secara ketat mempertahankan status quo, tanpa perubahan, di Temple Mount atau kompleks Masjid Al-Aqsa.

Pada Selasa, media Israel melaporkan bahwa rencana kunjungan Netanyahu ke UEA minggu depan telah ditunda hingga Februari, meskipun sumber yang dekat dengan pemimpin Israel membantah bahwa itu ada hubungannya dengan insiden Al-Aqsa. 

Pemimpin oposisi Israel dan mantan perdana menteri Yair Lapid telah memperingatkan pada Senin bahwa rencana masuk Ben-Gvir ke kompleks tersebut akan menyebabkan kekerasan dan menyebutnya sebagai provokasi disengaja yang akan membahayakan nyawa.

AS, sekutu terdekat Israel, mengungkapkan keprihatinan mendalam atas perkembangan tersebut. 

"Kami sangat prihatin dengan tindakan sepihak yang berpotensi memperburuk ketegangan justru karena kami ingin melihat yang sebaliknya terjadi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price. 

"Amerika Serikat berdiri teguh untuk pelestarian status quo bersejarah sehubungan dengan tempat-tempat suci di Jerusalem." 

Dia menambahkan bahwa setiap tindakan sepihak yang melemahkan status quo tidak dapat diterima.  

Kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal sebagai Temple Mount bagi orang Yahudi, ialah tempat suci bagi Muslim dan Yahudi. Namun, orang Yahudi secara tradisional percaya bahwa situs itu terlalu suci untuk diinjak. Pada Selasa, kepala rabbi Sephardi Israel, Yitzhak Yosef, mengkritik Ben-Gvir karena memasuki Al-Aqsa. 

"Apa yang akan dikatakan orang ketika mereka melihat seorang menteri, seorang Yahudi yang taat, yang mencemooh posisi rabi?" dia bertanya.***