Pemkab Cianjur Fokus Penanganan Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia

Pemkab Cianjur Fokus Penanganan Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia
Lihat Foto

WJtoday, Cianjur - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur memfokuskan penanganan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan angka stunting yang masih tinggi di sejumlah kecamatan dengan menggencarkan penanganan bersama lintas dinas.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan sejak dua tahun terakhir Cianjur banyak mendapat penilaian terbaik dari tingkat provinsi dan pusat dalam pencapaian program namun terkait IPM masih dalam posisi yang rendah.

"Ini menjadi tugas bersama antar dinas dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam meningkatkan IPM di Cianjur, sedangkan motornya dinas pendidikan, dinas sosial dan dinas kesehatan," jelas Herman di Cianjur, Rabu (13/7/2022).

Ia menjelaskan, indikator sasaran meningkatnya derajat pendidikan masyarakat adalah indeks pendidikan dari tahun 2017-2021, indeks pendidikan terus mengalami peningkatan namun kenaikan per tahunnya kecil sehingga masih jauh dari target akhir indeks pendidikan di RPJMD.

Pada 2018 IPM Cianjur di angka 64.62, pada 2019 mengalami kenaikan menjadi 65.38. Namun pada 2020 terjadi penurunan sebesar 0.02, sehingga IPM Cianjur berada di angka 65.36. 

Sementara itu untuk 2021 IPM Cianjur naik menjadi 65,56 poin sehingga tingkat capaian sampai tahun 2020 terhadap target akhir RPJMD baru sebesar 94,69 persen. 

Tahun 2022 pihaknya mengupayakan peningkatan indeks pendidikan yang diprediksikan perlu kerja keras untuk mencapai target akhir RPJMD. 

Faktor penghambat yang menyebabkan kenaikan adalah masih rendahnya rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk Cianjur di bawah 9 tahun.

Sedangkan sasaran meningkatnya derajat kesehatan masyarakat adalah indeks kesehatan, dari tahun 2017-2020 indeks kesehatan terus mengalami peningkatan. Tahun 2017 indeks kesehatan sebesar 0,761 meningkat menjadi sebesar 0,7712 di tahun 2020 sehingga telah memenuhi bahkan melampaui target akhir RPJMD sebesar 0,7686 poin.

"Sebagai salah satu pelayanan dasar, perhatian pemerintah terhadap masalah kesehatan sangat besar dengan mengupayakan persentase minimal anggaran untuk kesehatan sekurang-kurangnya 10 persen dari total anggaran yang ada," ungkapnya.

Faktor yang mendorong pencapaian target tersebut karena keberhasilan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, pengurangan angka kematian ibu dan bayi serta pengurangan bayi gizi buruk dan upaya menurunkan kasus stunting.

"Realisasi nilai indeks kesehatan sampai tahun 2021 telah memenuhi target akhir maka di tahun 2022 diperlukan upaya memelihara pencapaian yang sudah ada agar dapat dipertahankan dan tidak menurun dari realisasi tahun sebelumnya terutama penanganan stunting," tutup Herman.  ***