Pemkot Cirebon Intens Tangani Daerah Rawan Pangan

Pemkot Cirebon Intens Tangani Daerah Rawan Pangan
Lihat Foto

WJtoday, Cirebon - Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon berkomitmen mewujudkan ketahananan pangan dalam hal penyelenggaraan, pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan bagi keseluruhan subsistem pangan, yaitu ketersediaan, akses serta konsumsi pangan dan gizi. 

“Saya mengapresiasi kinerja dari perangkat daerah yang telah berperan serta, baik secara moril maupun materil dalam penanganan daerah rawan pangan dalam bentuk pemberian bantuan pangan kepada keluarga rawan pangan, khususnya yang mempunyai anak dengan kondisi stunting,” ujar Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati dalam rilis, dikutip Kamis (17/11/2022).

Eti menambahkan, penanggulangan stunting memerlukan penanganan lintas sektor. Tidak bisa dikerjakan oleh satu instansi saja. Termasuk peran masyarakat juga amat penting dalam upaya menurunkan angka stunting di Kota Cirebon. 

“Kita semua harus memahami bahwa kompleksnya aspek yang terkait dengan ketahanan pangan ini, sehingga menghendaki keterlibatan dan tanggung jawab banyak pihak,” ucapnya. 

Dari segi kemandirian pangan, lanjut Eti, Pemkot Cirebon dihadapkan pada terus bertambahnya jumlah penduduk yang memerlukan penambahan pangan untuk dikonsumsi.

“Kita akui saat ini masih memiliki cukup peluang untuk meningkatkan produksi pangan tertentu seperti beras. Pada masa mendatang, kondisinya akan berbeda karena peluang tersebut bisa terbatas dengan permasalahan yang lebih kompleks,” tutur Eti.

Dengan demikian, pihaknya mengimbau agar bersama-sama berupaya untuk memecahkan berbagai persoalan ini. Termasuk para lurah, camat, dan perangkat daerah terkait dapat terlibat aktif. Terutama mendukung upaya memantapkan ketersediaan pangan menuju kemandirian pangan.

“Kemudian mendorong masyarakat untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan tertentu seperti beras dan bahan pangan impor,” sebutnya.

Kepada perangkat daerah terkait, Eti menyarankan agar mengembangkan sistem kewaspadaan pangan dan gizi sebagai langkah untuk melakukan deteksi dini tentang kemungkinan terjadinya kasus rawan pangan dan gizi. 

“Kuatkan komunikasi dan sinergi dengan Posyandu dan Tim Penggerak PKK pada berbagai tingkatan. Tujuannya memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, hingga mengelola cadangan pangan daerah,” pungkasnya.  ***