Pengunjuk Rasa Pertanyakan Sikap Puan Maharani: Dulu Nangis-nangis Ada Kenaikan BBM

Pengunjuk Rasa Pertanyakan Sikap Puan Maharani: Dulu Nangis-nangis Ada Kenaikan BBM
Lihat Foto

WJtoday , Jakarta - Massa aksi unjuk rasa buruh di depan kompleks parlemen mempertanyakan sikap Ketua DPR Puan Maharani terkait keputusan pemerintah yang telah kenaikan harga BBM akhir pekan lalu.

Massa pun lalu menyinggung sikap Puan yang sempat menolak kenaikan BBM di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut mereka, sikap Puan kala itu seolah-olah berpihak kepada rakyat.

"Kita tahu semua bahwa dulu ketika di zaman SBY, semua kadernya PDIP wabilkhusus Puan Maharani yang sekarang Ketua DPR itu kan nangis-nangis ada kenaikan BBM," ujar salah satu orator aksi dari atas mobil komando, Selasa (6/9/2022).

Koordinator Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) itu kini mempertanyakan sikap Puan yang seolah diam dan tak menunjukkan sikap serupa. Padahal, kenaikan harga BBM kali ini lebih tinggi.

Para pengunjuk rasa juga menyayangkan sikap Puan yang kini masih bungkam terhadap suara penolakan masyarakat. Massa mengaku kedatangan mereka hari ini sekaligus menagih pernyataan dari DPR atas kenaikan harga BBM.

"Dia nggak ada tanggapan keberpihakannya terhadap rakyat, hari ini kita cari, hari ini kita pengen minta statement-nya, apa statement-nya dia terhadap kenaikan BBM ini kepada rakyat, apakah akan nangis-nangis lagi atau gimana," lanjut sang orator.

Aksi para buruh mengancam akan terus menggelar demo secara masif dan terus menerus andai pemerintah tak kunjung mencabut keputusan kenaikan harga BBM. Massa memastikan aksi akan meluas di sejumlah daerah dan digelar rutin setiap bulan hingga pekan.

Adapun massa buruh membawa empat tuntutan. Selain menolak kenaikan harga BBM, buruh juga mendesak pencabutan UU Omnibus Law Cipta Kerja, meminta kenaikan UMK, dan mendesak DPR membentuk Panja atau Pansus BBM.

Selain itu, massa dari sejumlah aliansi buruh juga mengajak kelompok masyarakat milenial dan generasi Z untuk ikut menyuarakan penolakan kenaikan BBM.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh, Said Iqbal menilai kenaikan harga BBM akan mengancam masa depan kaum milenial dan Z.

Menurut dia, kenaikan harga BBM juga akan menaikkan kebutuhan harga bahan pokok hingga biaya sekolah yang menyusahkan para orang tua.

"Biaya sekolah akan menjadi tinggi. Biaya makanan akan melambung tinggi. Biaya transportasi tak terkejar lagi. Dan semua akan mengalami kesulitan," ujar Iqbal di sela-sela aksi di kompleks parlemen Selasa (6/9).  ***