Penumpang Dibatasi Setengahnya Saat PSBB, Sejumlah Sopir Angkot di Bandung Menjerit

Penumpang Dibatasi Setengahnya Saat PSBB, Sejumlah Sopir Angkot di Bandung Menjerit
Lihat Foto
WJtoday, Bandung - Setelah diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), sejumlah sopir Angkutan Kota (Angkot) di wilayah Bandung Raya mulai mengeluh. Pasalnya pendapatan setiap hari nya menurun drastis hingga 80 persen.

Penurunan pendapatan tersebut terjadi karena dalam aturan PSBB, jumlah penumpang angkutan umum dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas angkutan yang ada.

Salah satu sopir Angkot Cicaheum - Cileunyi Endang (44) mengatakan saat ini kondisinya penumpang sangat menurun. Apalagi saat ini banyak warga yang diminta bekerja di rumah dan anak-anak sekolah yang belajar online di rumah.

"Memang biasanya setiap hari saya bisa mengangkut orang 8 sampai 10 orang. Namun kondisi saat ini mungkin hanya ada 3 penumpang dalam satu kali jalan," katanya saat ditemui di Terminal Cicaheum, Kamis (30/4/2020).

Menurutnya saat ini pendapatan sopir angkot setiap hari nya hanya mendapat Rp 20-30 ribu. Hal tersebut mengakibatkan banyak sopir yang stres.

"Sebelum ada PSBB memang sudah sepi. Namun saat ini di perparah dengan adanya peraturan penumpang yang dibatasi. Banyak teman-teman saya yang tidak beroperasi," jelasnya.

Endang mengungkapkan namun setiap hari bisa menarik hingga beberapa kali perjalanan. Sehingga menurutnya setiap harinya bisa cukup untuk keperluan makan dan terutama bensin.

"Alhamdulillah lah meskipun berkurang, tetap ada penghasilan untuk memenuhi dapur di rumah," katanya.

Dalam kesempatan yang sama salah satu sopir Angkot jurusan Cicaheum - Ledeng Ayi Sumarna (48) menyebutkan bahwa dirinya sudah pasrah dengan kondisi saat ini. Menurutnya dirinya hanya mendapatkan penghasilan dari menarik Angkot.

"Saya mah pasrah saja lah. Da udah gimana lagi atuh, ayeuna mah berusaha we terus narik. Walaupun ayeuna mah meunang hiji penumpang ge hese," tegasnya.

Ayi berharap bahwa pandemi covid-19 bisa segera berlalu. Maka dengan itu dirinya dan teman-teman sopir lainnya bisa kembali mengambil keuntungan dari menarik Angkot.

"Sing hayang geura-geura indit lah panyakit ieu teh. Nyusahkeun kabeh, kalahkan jadi rieut," pungkasnya. ***