Pergerakan Tanah Terjang 2 Kecamatan di Kabupaten Majalengka

Pergerakan Tanah Terjang 2 Kecamatan di Kabupaten Majalengka
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Puluhan rumah di Kecamatan Bantarujeg dan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka diterjang pergerakan tanah. 

Untuk di Kecamatan Lemahsugih terjadi di Desa Cisalak. Dari data yang diperoleh, ada sekitar 50 rumah, 10 di antaranya rusak sedang hingga berat.

Sedangkan di Kecamatan Bantarujeg terjadi Blok Cieureuh Desa Bantarujeg. Di kawasan ini pergerakan tanah menyebabkan keretakan sepanjang 50 meter dengan lebar rekahan 1 meter. 

Selain retakan, kontur lahan juga ikut mengalami penurunan permukaan sedalam 2 meter.

Camat Lemahsugih Mumuh Muhidin mengatakan, musibah pergerakan tanah di Desa Cisalak ini bermula dari hujan deras yang terus mengguyur desa tersebut pada beberapa hari yang lalu. Ancaman pergerakan tanah ini sudah terjadi sejak 2018 lalu.

"Kalau kronologisnya terjadi pada hari Minggu. Intensitas hujan kan sangat tinggi dari sore sampai malam. Nah, sehingga terjadi pergerakan tanah," kata Camat Lemahsugih.

Menurut dia, pergerakan tanah ini awal mulanya terjadi pada 2018. Setiap hujan sebenarnya ada pergerakan. Cuma yang terbesar pada hari Minggu kemarin.

Mumuh menambahkan, berdasarkan pendataan BPBD Majalengka, puluhan rumah yang terdampak pergerakan tanah telah diklasifikasikan mengalami kerusakan ringan hingga berat. Adapun sebagian warga yang terdampak parah, memilih mengungsi ke rumah keluarganya.

"Kalau terdampak kemarin di data tuh sekitar 50 (rumah) yang terdampak. Rumah rusak sedang sampai ke beratnya, mungkin sekitar 10-an, mungkin ya. Sebagian yang rusak berat itu ngungsi. Ada sekitar 2 KK yang ngungsi. Ngungsinya ada yang ke rumah orangtuanya, ada yang ke rumah anaknya," tuturnya.

Atas peristiwa ini pihaknya telah bekerjasama dengan BPBD Majalengka untuk memasang alat deteksi dini bencana alam. Itu dilakukan, guna mengantisipasi terjadinya bencana yang bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Apalagi di wilayah Kecamatan Lemahsugih sendiri, ada 7 desa yang rawan pergerakan tanah seperti Desa Mekarwangi, Kepuh, Sukajadi, Padarek, Cisalak, Sukamaju dan Mekarmulya.

"Kami telah meminta ke BPBD untuk (memasang) semacam alat pendeteksi sebagai langkah antisipasi warga kami agar bisa menyelamatkan diri," ucapnya.

Sedangkan pergerakan tanah di Blok Ciureuh Desa Bantarujeg diungkapkan Dudung, bahwa ini terjadi sejak awal Ramadan kemarin.Saat itu hujan intensitas tinggi mengguyur desanya. "Kejadiannya tanah gerak itu awal bulan Ramadan. Itu udah mulai ambles," ujar Dudung belum lama ini.

Pergerakan tanah juga masih terjadi hingga hari ini. Kontur tanah hari demi hari makin ambles hingga kini kedalaman 2 meter.

"Nah, terakhir, ya, sekarang ini, sekarang tanah tuh masih suka bergerak terus ke bawah. Rumah saya yang terdampak bagian dapur. Jadi amblesnya itu sekitar 1-2 meter lah," ucapnya.

Kendati mengancam rumahnya, Dudung kini enggan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Menurutnya, rumah yang telah ditempati sejak 20 tahun lalu itu masih bisa ditempati.

Terpisah, Bupati Majalengka H Karna Sobahi menanggapi adanya bencana alam pergerakan tanah di Desa Cisalak, Kecamatan Lemahsugih, pihaknya telah berkoordinasi dengan lembaga terkait, dalam hal ini BPBD, untuk mengambil langkah-langkah. 

Langkah itu antara lain membuat usulan meminta bantuan kepada pemerintah pusat.

"Langkah-langkah kita ya dengan kelembagaan yang ada BPBD selalu bersiaga dan mengambil langkah.Kami juga sudah membuat usulan-usulan untuk segera meminta bantuan kepada pemerintah pusat," ujar dia.

Sembari mengupayakan hal itu, Karna bersyukur peristiwa di wilayah selatan tersebut tak berdampak terhadap korban jiwa. "Tapi kan (alhamdulillah) pada intinya bagaimana tidak sampai terjadi korban jiwa,"katanya.

Jauh sebelum itu, lanjut Karna, pemerintah daerah sejatinya sudah melakukan langkah antisipasi menjelang musim hujan kemarin.Namun kelemahannya terletak bagaimana titik lokasi bencana tidak bisa diprediksi secara pasti.Karna mengantisipasi menjelang musim hujan penyakitnya longsor dan banjir.

"Sementara kalau musim kemarau kebakaran, itu sudah dipetakan dari awal juga. Kemarin, Puskesmas Bantarujeg kan, nah itu skala besar juga karena menyangkut dengan bangunan, tidak hanya tanahnya, kemudian Lemahsugih (pergerakan tanah)," jelas dia.***